Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Sebaiknya Jangan Turun Tangan Dulu

Kompas.com - 27/02/2012, 20:23 WIB
Orin Basuki

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia dan sebagian besar anggota negara-negara G-20, menghendaki agar komitmen yang disiapkan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menolong benua Eropa sebaiknya tidak digunakan secara terburu-buru.

Negara-negara Eropa masih memiliki kemampuan keuangan untuk menopang masalah utang Yunani sehingga komitmen IMF sebesar 500 miliar dollar AS tidak perlu dicairkan segera.

Demikian laporan Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo, dari Mexico City, Senin (27/2/2012), seperti disarikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dari Jakarta dalam siaran pers. Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan G-20 yang dihadiri Agus tersebut berlangsung pada 25-26 Februari 2012.

Dalam siaran pers disebutkan, Indonesia dan negara-negara G-20 sepakat agar sumber keuangan IMF ditingkatkan sebagai bagian dari dana penyelamatan keuangan global (global financial safety net). Ini perlu untuk mengantisipasi dan menangani krisis yang dialami anggota IMF.

Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan G-20 (FMCBG) mendiskusikan berbagai opsi penambahan sumber keuangan IMF, di antaranya implementasi kesepakatan reformasi kuota tahun 2010 yang diharapkan terealisasi pada tahun 2012. Selain itu, perlu juga dibuka koridor pinjaman bilateral negara anggota IMF.

Untuk mengatasi terjadinya berbagai risiko sistemik baru, termasuk menurunkan risiko keuangan, FMCBG menyepakati berbagai agenda reformasi regulasi keuangan seperti Base l, II, dan III, peningkatan regulasi, dan pengawasan atas aktifitas shadow banking, serta reformasi operasional pasar derivatif OTC (over the counter). Selain itu, mereka juga meminta Financial Stability Board (FSB) untuk memonitor implementasinya.

Dalam mengatasi volatilitas harga komoditas dan energi, FMCBG meminta berbagai lembaga multilateral menyampaikan rekomendasi dampak volatilitas harga terhadap pertumbuhan ekonomi. Indonesia yang menjadi ketua bersama kelompok kerja komoditas dan energi, mendorong negara-negara G-20 untuk melakukan koordinasi kebijakan makro ekonomi dan pengawasan untuk tercapainya stabilitas harga komoditas dan pembatasan perdagangan spekulatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com