Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Masih Disenangi, Harga Emas Jatuh

Kompas.com - 14/03/2012, 07:41 WIB
Ester Meryana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga emas jatuh ke harga terendah sejak Januari 2012 setelah para pembuat kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan penilaian mereka tentang ekonomi. Penilaian yang positif itu sinyal bahwa stimulus moneter tidak akan ditambahkan.

Emas untuk pengantaran cepat jatuh 1,8 persen menjadi 1.670,15 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) pada Selasa (13/3/2012) pukul 3.53 waktu New York. Sebelumnya, logam kuning ini sempat anjlok 2,2 persen ke posisi harga 1.666,13 dollar AS, yang merupakan harga terendah sejak 25 Januari 2012.

Emas berjangka untuk pengantaran April pun turun 0,3 persen menjadi 1.694,20 dollar AS per troy ounce pada Selasa pukul 1.50, di Comex, New York. Setelah penutupan perdagangan, kontrak emas ini pun jatuh 2,2 persen ke harga 1.662,10 dollar AS.

Seiring dengan pernyataan Federal Open Market Committee yang mengatakan pasar tenaga kerja AS terus membaik, dollar AS pun menguat terhadap sejumlah mata uang utama. Alhasil, investasi pelaku pasar terhadap emas pun menurun.

Pada 29 Februari lalu, harga spot emas turun 4,9 persen, yang terbesar sejak Desember 2008, setelah Gubernur "The Fed" Ben S Bernanke meredam spekulasi bahwa bank sentral akan mengambil langkah-langkah baru untuk meningkatkan likuiditas. "Ini sebuah kekecewaan yang besar bagi investor emas yang mengantisipasi adanya stimulus tambahan," ujar Phil Streible, pialang komoditas RJO Futures di Chicago.

Menurut dia, masyarakat masih senang memegang dollar AS ketimbang emas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com