Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah di Level Rp 9.400

Kompas.com - 28/03/2012, 02:50 WIB

Jakarta, Kompas - Penurunan risiko ekonomi global dan gejolak penolakan harga bahan bakar minyak di dalam negeri berpotensi memperlemah rupiah. Pada triwulan II-2012 kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat diproyeksi berada di level Rp 9.400 per dollar AS. Namun, pada triwulan I, III, dan IV, rupiah diprediksi menguat ke level Rp 9.350 per dollar AS dan Rp 9.300 per dollar AS.

”Situasi ekonomi global mulai pulih sehingga aliran dana ke Indonesia bisa berkurang. Membanjirnya rupiah di pasar domestik bagai pedang bermata dua mengingat hal ini cenderung meningkatkan risiko pasar Indonesia terhadap pengaruh dari ketidakstabilan ekonomi global,” tutur Chiaa Woon Khien, RBS Head of Rates & FX Strategy Asia Local Market dalam paparan ekonomi The Royal Bank of Scotland (RBS), yang dirilis Selasa (27/3), di Jakarta.

Menurut Khien, banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia selama ini justru menjadi tantangan bagi pemerintah. ”Jangan sampai dana tersebut justru memperlemah pasar domestik, termasuk pelemahan mata uang rupiah,” katanya.

Khien menjelaskan, krisis ekonomi di Amerika Serikat diramalkan membaik di tahun ini. Tingkat inflasi global juga diproyeksikan melambat. ”Artinya, alternatif untuk aliran uang semakin terbuka sehingga peluang Indonesia bisa berkurang. Karena itu, pemerintah harus berupaya keras untuk mempertahankan minat investor global terhadap pasar obligasi domestik,” ujarnya.

Dia mengatakan, dari sisi internal, Indonesia menghadapi gejolak harga bahan bakar minyak (BBM). Jika harga minyak menyentuh level 150 dollar AS per barrel, peningkatan inflasi bisa mencapai 4 persen. RBS juga memprediksi Bank Indonesia akan bertahan pada suku bunga 5,75 persen sampai akhir tahun.

Inflasi

Stuart Oakley, RBS Head of Emerging Markets Asia FX Trading, mengatakan, meski tidak ada keraguan terhadap kekuatan struktural perekonomian Indonesia, kekhawatiran akan pelemahan rupiah tetap tidak terhindarkan.

Barometer lain yang menjadi perhatian untuk pergerakan rupiah adalah tingkat inflasi Indonesia. Inflasi non-inti sepanjang tahun 2012 diperkirakan meningkat 1-2 persen.

Secara terpisah, pengamat pasar modal, Yanuar Rizky, mengatakan, level Rp 9.400 menjadi titik terendah pelemahan rupiah karena faktor psikologis anggaran pemerintah. ”Pemerintah sudah mengumumkan batas nilai tukar di titik Rp 9.400. Seharusnya itu tidak perlu diumumkan. Di negara lain, patokan kurs menjadi sesuatu yang dirahasiakan karena pasti berdampak ke nilai tukar,” katanya. Dia mengatakan, pelemahan rupiah soal waktu saja. Penguatan rupiah selama ini lebih disebabkan pelemahan dollar AS. Penurunan risiko ekonomi global otomatis akan memperkuat dollar AS.

Yanuar menambahkan, pembalikan arah aliran dana yang berdampak pada pelemahan rupiah sudah terasa sejak akhir tahun 2011. ”Dari analisis saya, pembalikan arah dana saat itu sudah 1 persen. Angka itu lebih kecil ketimbang situasi 2008, di mana pembalikan arah dana mencapai 10 persen,” tuturnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kemarin ditutup menguat di posisi Rp 9.160 per dollar AS. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari Senin di posisi Rp 9.170 per dollar AS.

Dalam kesempatan tersebut, RBS juga memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 6,4 persen pada triwulan II-2012 dan 6,2 persen di triwulan III dan IV. Proyeksi tersebut dibuat dengan mengasumsikan tidak ada kenaikan harga minyak global lebih lanjut. Jika hal itu terjadi, RBS melihat dampaknya ke pertumbuhan ekonomi akan sangat besar. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com