Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Sido Muncul Bantah Beri Hadiah Mobil

Kompas.com - 05/05/2012, 21:37 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bos PT Sido Muncul, Semarang, Irwan Hidayat, membantah jika perusahaannya yang bergerak di bidang jamu menyediakan hadiah mobil atau uang dalam jumlah besar, bagi konsumennya yang beruntung saat minum produknya.

"Perusahaan saya tak pernah menjanjikan apa-apa bagi konsumen yang minum jamu Sido Muncul. Apakah itu janji memberikan uang atau mobil, apalagi janji-janji konsumen akan langsung sehat dan kuat kalau minum jamu buatan perusahaan saya. Itu tidak benar. Promosi Sido Muncul tidak pernah seperti itu," ujar Irwan, saat dikonfirmasi Kompas, Sabtu (5/5/2012) malam.

Sebelumnya, Irwan dikonfirmasi mengenai adanya stiker yang ditemukan oleh seorang konsumennya bernama Heri, pegawai Negeri Sipil DKI Jakarta, Jumat (4/5/2012) lalu, saat minum jamu Sido Muncul di kawasan rumahnya di Jalan Petogogan, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Dalam stiker berwarna kuning dari plastik yang dilihat Kompas, tertulis "Anda Mendapat Hadiah Mobil Yaris". Selanjutnya, konsumen diminta menghubungi sebuah nomor telepon yang berkode area di kawasan Jakarta Utara. Namun nomor telepon itu tidak bisa dihubungi.

Menurut Irwan, stiker yang ditemukan dalam plastik kemasan jamu produk Sido Muncul itu adalah buatan orang-orang tertentu yang ingin memerasnya. "Stiker itu sengaja dimasukkan setelah, dia membeli satu kotak jamu produk Sido Muncul, dan kemudian dirapikan kembali dalam kardusnya sehingga seolah-olah itu benar-benar produk kami," jelas Irwan.

Irwan mengaku modus operandi itu sudah dilaporkan ke polisi beberapa tahun yang lalu. Namun, hingga kini tidak pernah ditanggapi serius. "Bahkan, pemerintah juga sudah tahu. Untuk mempromosikan ketidakbenaran bahwa Sido Muncul memberikan hadian atau uang, saya sudah habis biaya sampai Rp 1,8 miliar," keluhnya.

Lebih jauh Irwan menyatakan, harusnya, pemerintah melindungi industri jamu nasional, dengan resmi mengumumkan bahwa industri jamu nasional tidak mengiming-imingi konsumen dengan hadiah atau kemanjuran jamu tersebut secara demontrastif.

"Kalau didiamkan terus seperti itu, yang jadi korban adalah konsumen, seperti Heri itu," lanjut Irwan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusuf Mansur Pastikan Tidak Ada Uang Nasabah yang Tertinggal di Paytren

Yusuf Mansur Pastikan Tidak Ada Uang Nasabah yang Tertinggal di Paytren

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Bisnis Asuransi Tidak Normal, OJK Beri Peringatan Tegas untuk Pasaraya Life

Bisnis Asuransi Tidak Normal, OJK Beri Peringatan Tegas untuk Pasaraya Life

Whats New
Resmi, Neraca Dagang RI Surplus 4 Tahun Berturut-turut

Resmi, Neraca Dagang RI Surplus 4 Tahun Berturut-turut

Whats New
Strategi Medco Genjot Produksi Migas  dan Terapkan Transisi Energi

Strategi Medco Genjot Produksi Migas dan Terapkan Transisi Energi

Whats New
Daftar PSN Transportasi yang Sudah Rampung dan Masih Berjalan

Daftar PSN Transportasi yang Sudah Rampung dan Masih Berjalan

Whats New
72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

Whats New
Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Whats New
Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Whats New
Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Whats New
Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Whats New
Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Whats New
Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com