Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Pupuk Efektif Mendongkrak Produksi

Kompas.com - 24/05/2012, 05:04 WIB

Jakarta, Kompas - Subsidi pupuk menjadi tulang punggung peningkatan produksi pangan nasional. Nilai perdagangan komoditas pangan utama terus meningkat seiring dengan peningkatan subsidi pupuk.

Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif, Rabu (23/5), di Jakarta. PT Pupuk Indonesia (Holding Company) merupakan induk lima perusahaan pupuk badan usaha milik negara.

Arifin menyatakan, dengan produksi pangan domestik yang meningkat, kebutuhan pangan nasional bisa dipenuhi. Potensi impor juga bisa ditekan sehingga devisa yang bisa diselamatkan lebih besar.

Arifin menjelaskan, produksi padi tahun 2002 sebesar 51,49 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 32,4 juta ton beras dengan asumsi kadar rendemen 63 persen. ”Konsumsi beras terus naik. Kalau produksi tidak meningkat, impor akan naik juga sehingga devisa akan banyak berkurang. Di sisi lain, nilai perdagangan (komersial) komoditas pangan juga naik seiring dengan peningkatan subsidi pupuk. Jadi, saling menguntungkan,” kata Arifin.

Mengacu data PT Pupuk Indonesia, total nilai subsidi pupuk sejak tahun 2003 hingga 2011 sebesar Rp 77,73 triliun. Namun, peningkatan nilai perdagangan sebagai dampak positif peningkatan produktivitas komoditas pangan dalam periode yang sama mencapai Rp 292,57 triliun.

Nilai peningkatan perdagangan ini besar dan dapat menggerakkan perekonomian nasional, terutama di pedesaan. Arifin mencontohkan, tahun 2003 nilai subsidi pupuk Rp 0,9 triliun. Peningkatan nilai perdagangan hanya Rp 2,27 triliun. Ketika subsidi pupuk naik menjadi Rp 2,59 triliun tahun 2005, peningkatan nilai perdagangan Rp 11,22 triliun. Tahun 2011, ketika nilai subsidi pupuk Rp 16,38 triliun, peningkatan nilai komersial melonjak menjadi Rp 64,44 triliun.

Data produksi komoditas pangan lain juga menunjukkan hal yang sama. Sebelum ada subsidi pupuk (2002), produksi jagung 9,65 juta ton jagung pipilan kering, kedelai 673.000 ton, dan gula 1,90 juta ton. Tahun 2011, saat subsidi naik menjadi Rp 1,795 triliun, produksi padi 65,39 juta ton GKG, jagung 17,23 juta ton, kedelai 870.000 ton, dan gula 2,31 juta ton.

Profesor riset bidang agroklimatologi dan sumber daya lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Irsal Las, mengatakan, berdasarkan kajian Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tahun 1980-an, kontribusi varietas, pupuk, dan air dalam peningkatan produktivitas tanaman padi mencapai 75 persen.

”Ketika ketiganya diaplikasikan bersama, pengaruhnya besar,” kata Irsal. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com