Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyatuan Zona Waktu Hanya Untungkan Bursa?

Kompas.com - 31/05/2012, 23:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemerintah menyatukan zona waktu dinilai belum perlu dilakukan. Pasalnya, hal ini akan berdampak serius dalam kehidupan masyarakat. Lagi pula, keuntungan dari kebijakan tersebut hanya dirasakan oleh para pelaku pasar modal. Pandangan ini dilontarkan oleh Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz.

"Saya kira penyatuan waktu tidak perlu. Siapa yang akan diuntungkan? Hanya pelaku bursa. Masa Indonesia dikuasai para pemain modal?" tutur Harry Azhar di Gedung DPR, Kamis (31/5/2012).

Karena itu, ia meminta pemerintah untuk mengkaji ulang dampak positif ataupun negatif dari rencana kebijakan tersebut. Menurutnya, jika kebijakan tersebut dilakukan akan terjadi ketidakberaturan perilaku masyarakat, seperti jadwal kerja, sekolah, usaha ataupun industri, dan hal lain akan berubah total. "Saya kira lebih baik dipelajari. Presiden SBY juga belum menyatakan persetujuan," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pengembangan Nasional (Kepala Bappenas) Armida S Alisjahbana mengatakan, hingga saat ini belum ada kajian secara khusus untuk rencana penyatuan zona waktu. Menurutnya, rencana tersebut merupakan tugas dari Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3I).

"Saat ini masih mencari masukan dari berbagai kalangan seperti pelaku bursa, pengusaha, dan lainnya," ujar Armida.

Terlebih lagi, hingga kini belum ada pembahasan secara khusus di dalam rapat kabinet mengenai penyatuan zona waktu Indonesia. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, rencana untuk menyatukan zona waktu di Indonesia masih dalam pembahasan, dan pemerintah belum memutuskan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

Inisiatif untuk melakukan penyatuan zona waktu dan nilai positif kebijakan tersebut tidak hanya dilihat dari alasan efisiensi dan produktivitas bagi kepentingan ekonomi. Kebijakan penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi GMT + 8 (waktu Indonesia bagian tengah), diperkirakan membuat 193 juta jiwa di wilayah Indonesia bagian barat dan enam juta penduduk Indonesia bagian timur harus mengubah pola hidupnya secara drastis. (Dea Chadiza Syafina/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

    Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

    7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

    Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

    Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

    Whats New
    Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

    Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

    Whats New
    Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

    Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

    Whats New
    Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

    Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

    Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

    Whats New
    [POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

    [POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

    Whats New
    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Spend Smart
    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Spend Smart
    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com