Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menegakkan Tulang Punggung Pangan

Kompas.com - 03/06/2012, 16:38 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa jadinya sekarang kalau pada saat booming minyak tahun 2000-an Pemerintah Indonesia memutuskan menutup industri pupuk BUMN dan memilih mengimpor urea?

Pilihan untuk impor saat itu relevan karena harga gas sebagai bahan baku urea melonjak akibat dikerek harga minyak mentah dunia. Kalau kebijakan mengimpor urea ketika itu dijalankan dan akhirnya industri pupuk BUMN terpaksa gulung tikar, saat itu petani memang akan mendapatkan harga pupuk lebih murah.

Anggaran subsidi pupuk juga bisa dihemat. Namun, buah pahit justru akan dialami saat ini. Petani Indonesia harus membeli pupuk dengan harga 500 dollar AS per ton, bahkan bisa 700 dollar AS. Itupun kalau ada barangnya.

Harga pupuk yang terlampau mahal tentu tidak akan sanggup dibeli petani, apalagi petani kecil, di tengah kondisi iklim yang acap kali tidak memberi kepastian panen.

Untuk menyiasati itu, petani bakal mengurangi penggunaan pupuk atau tidak mau menggunakan pupuk sama sekali. Kalau ini sampai terjadi, produksi pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai, bakal turun drastis dan ketahanan pangan nasional berada di bibir jurang.

Pemerintah tentu bisa memberi subsidi. Namun, nilai subsidi sudah pasti akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kalau memproduksi pupuk sendiri. Jaminan ketersediaan pupuk juga jauh lebih baik.

Berkaca pengalaman di atas, industri pupuk ternyata sangat menentukan bagi kelangsungan produksi pangan nasional.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Holding Company) Arifin Tasrif, yang merupakan induk lima perusahaan pupuk badan usaha milik negara (BUMN), menegaskan, industri pupuk merupakan tulang punggung produksi pangan. Supaya ketahanan pangan tetap kokoh berdiri, tulang punggung jangan sampai patah.

Bagaimana agar industri pupuk bisa terus berkembang dan semakin kokoh menopang produksi pangan nasional, berikut petikan wawancara Kompas dengan Arifin Tasrif, pekan lalu di Jakarta.

Kontribusi apa yang bisa diberikan industri pupuk dalam mendukung produksi dan ketahanan pangan nasional?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com