Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menegakkan Tulang Punggung Pangan

Kompas.com - 03/06/2012, 16:38 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

Holding mulai melakukan substitusi penggunaan gas. Yang tadinya kebutuhan energi dipenuhi dari gas, sekarang mulai dialihkan ke batubara. Dengan begitu, kapasitas produksi bisa dimaksimalkan. Penghematannya signifikan. Perusahaan juga melakukan revitalisasi lima pabrik lama. Usia tertua mesin pupuk sejak 1974. Dengan mesin tua, konsumsi energi lebih boros. Kalau mesin tua, untuk menghasilkan 1 ton urea perlu gas sebanyak 34 MMBTU. Bandingkan dengan mesin baru yang hanya 24 MMBTU. Dengan harga yang tinggi tersebut, harga jual pupuk Indonesia kalah 60 dollar AS per ton.

Revitalisasi terus berjalan. Diharapkan pada 2014 seluruh pabrik yang direvitalisasi bisa mulai beroperasi sehingga menambah daya saing.

Bagaimana kinerja holding?

Dengan mengubah dari operation holding menjadi invesment holding, kita bisa melakukan penjualan bersama. Timing-nya bersamaan sehingga mendapat harga jual lebih baik. Produk urea juga dikembangkan dalam satu kemasan sehingga memudahkan mobilisiasi dan menekan biaya. Untuk mencegah subsidi ke nonsubsidi, pakai urea warna merah.

Kebocoran ada indikasi berkurang sehingga bisa optimalkan penjualan pupuk nonsubsidi. Pengadaan barang dilakukan bersama sehingga mendapat harga lebih murah. Hasilnya keuntungan holding meningkat. Perolehan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 4,34 triliun atau 125 persen dibandingkan dengan RKAP 2011. Dibanding realisasi laba bersih 2010 naik 106 persen.

Kembali ke pangan, dari aspek manajemen, apa upaya untuk memperkokoh backbone ketahanan pangan?

Kita melakukan sinergi, efisiensi, dan peningkatan daya saing. Budaya baru harus ditunjukkan. Jangan miyayi, itu high cost. Jangan pula menjalankan tugas yang seharusnya setengah hari dibuat SPJ dua hari. Semua pihak harus melakukan perubahan agar kompetitif.

Bagi karyawan, kalau mau ikut, ayo. Kalau enggak mau, silakan pindah tempat. Terkait budaya, motivasi yang kita kembangkan agar kompetitif. Kalau memang efisien, sistem reward juga kita harmonisasikan agar kebersamaan ada. Yang gajinya sudah tinggi mau lebih tinggi silakan pindah.

Pola-pola pendidikan kompetensi juga dijalankan supaya karyawan baru memiliki pendidikan dasar yang sama. Penjaringan pegawai tidak lagi atas rekomendasi, tetapi langsung ke lembaga pendidikan, minta sepuluh lulusan terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com