Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eiffel Tedja, "Pupuk Bawang" Grup Pakuwon

Kompas.com - 04/06/2012, 11:24 WIB

Abun Sanda

Kesan umum terhadap Eiffel Tedja adalah tak mau muncul di permukaan dan kerap menghindari panggung. Ia acap mengelak kalau hendak diwawancarai wartawan. ”Saya cuma pupuk bawang, mohon wawancara para eksekutif itu saja,” ujar Eiffel sambil menunjuk beberapa direktur eksekutif Grup Pakuwon. Lalu, Eiffel mengeloyor pergi.

Suatu hari, wartawan yang ingin mendengar pikiran Eiffel menghampiri anak muda yang duduk di tengah-tengah para anggota direksi Pakuwon. Ketika itu sudah muncul keyakinan mendengar rencana masa depan grup dari Eiffel. Namun, lelaki berusia 36 tahun ini masih bisa berkelit. Ia mengatakan, hari itu tenggorokannya radang, tidak nyaman bicara. Setelah itu, ia diam seribu bahasa.

Ayah dan ibu Eiffel, Alex dan Melinda, kerap menggugah Eiffel agar terbuka kepada pers dan pebisnis. Namun, Eiffel yang di antaranya mengenyam pendidikan di Amerika Serikat hanya tersenyum, lalu diam seribu bahasa.

Sejumlah wartawan ingin mendengar pendapatnya karena ia dipandang sebagai calon pengganti ayah ibunya kelak. Adapun Grup Pakuwon adalah grup usaha properti yang berjalan sejajar dengan Grup Agung Podomoro, Grup Ciputra, Grup Sinar Mas, Grup Summarecon, dan sebagainya. Ayah ibunya, Alex-Melinda, dipandang sebagai usahawan yang ahli di bidang pusat perbelanjaan. Mereka di antaranya sukses dengan proyek Plaza Tunjungan, Super Mal, Royal Plaza (Surabaya), Blok M Plaza, Gandaria City, dan Kota Cassablanca (Jakarta).

Berikut petikan wawancara dengan Eiffel, sulung dari empat bersaudara, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Anda, kok, terkesan menghindari pers?

Saya tidak bermaksud menghindari wartawan. Yang benar, saya merasa masih ”pupuk bawang”. Dalam masa lebih banyak diam ini, saya belajar, belajar, dan terus belajar. Pertama, saya belajar dari ayah dan ibu saya. Ayah adalah seorang yang sangat cerdas. Ia melihat setiap masalah sampai sangat detail dan konservatif. Ibu saya adalah seorang yang cerdas, konservatif, tetapi cepat tanggap. Ibu ahli dalam operasional. Di balik itu, beliau mempunyai jaringan amat luas. Saya melihat keduanya merupakan pasangan yang cocok dan saling mengisi.

Sebagai sulung dan lelaki, Anda penerus bisnis Grup Pakuwon?

Aha, itu pendapat dari mana? Jangan keliru, ayah ibu saya amat konservatif. Mereka ekstra hati-hati dan detail. Tidak ada ceritanya kalau saya tidak berbuat apa-apa, kemudian saya tinggal mewarisi. Saya pun enggan seperti itu. Saya menyadari bahwa ukuran ayah-ibu adalah prestasi, kualitas, dan integrasi. Maka, saya dilatih sejak posisi rendahan, kemudian kalau menunjukkan kemajuan, saya naik ke posisi lebih tinggi. Misalnya begini, kalau sebelumnya staf saya hanya lima orang, naik menjadi 10 orang. Kalau naik lagi menjadi 15 orang dan lingkup tanggung tanggung jawabnya pun di lihat. Bagaimana moral saya, tingkah laku saya sehari-hari, dan apakah saya benar-benar datang ke lokasi proyek. Intinya, kerja keras. Sebelum diperbolehkan membantu ayah-ibu di Surabaya dan Jakarta, saya bekerja lebih dulu di perusahaan lain. Pertama selama satu setengah tahun di perusahaan Platinum Securities Hongkong. Di sana saya belajar dari nol. Pulang dari bekerja di Hongkong, saya tak bisa langsung masuk Grup Pakuwon. Saya bekerja dulu di perusahaan keuangan, Mahanusa Capital, Jakarta, selama enam bulan. Wah, saya belajar dalam arti sesungguhnya. Bos perusahaan ini turun tangan sendiri mengajari saya soal finansial dalam praktik sehari-hari. Saya kikuk sebab saya sarjana keuangan dari Amerika Serikat, kemudian diajari praktik laporan keuangan yang benar. Pemilik perusahaan itu sungguh baik, berkenan mengajari saya langsung. Ia duduk di samping saya melihat buku yang saya tulis, kemudian mengajari saya detail- detail masalah keuangan yang signifikan. Seakan semua hal yang selama ini masih agak gelap di mata menjadi benderang. Dari Mahanusa, saya masuk perusahaan orangtua dan bertugas di Surabaya. Saya sempat berdebar sebab saya mulai mengerjakan apa yang disebut sebagai pekerja layer terbawah.

Bagaimana ceritanya Anda memegang megaproyek Gandaria City?

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

    Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

    Whats New
    Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

    Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

    Whats New
    BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

    BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

    Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

    Whats New
    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Work Smart
    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Whats New
    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Whats New
    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com