Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Weekend di Yogya dan Dieng

Kompas.com - 09/06/2012, 14:22 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2010, daerah ini dilanda duka akibat letusan Gunung Merapi. Namun bencana bertubi-tubi, tidak meyurutkan niat wisatawan untuk kembali berlibur di kota penuh kenangan ini, Yogyakarta.

Di dekat Yogyakarta, terdapat kawasan dataran tinggi Dieng yang juga menampilkan pesonanya tersendiri. Wisatawan yang tak pernah bosan dengan Yogyakarta, bolehlah mampir ke Dieng pula.

Yogyakarta bisa sejenak menjadi destinasi wisata transit kali ini. Lalu lanjutkan perjalanan ke Dieng, tempat tinggal para dewa. Mau tahu keseruan akhir pekan di Yogyakarta dan Dieng, simak perjalanan berikut.

Jumat.
Setiap sudut Yogyakarta, seperti menawarkan keasikan sendiri untuk dinikmati, seperti keberadaan pohon beringin kembar yang terletak di alun-alun selatan Keraton Yogyakarta.

Mas Angin, begitu sebutan untuk pohon beringin kembar tersebut. Melewati celah di antara kedua beringin tersebut, menjadi keasyikan tersendiri. Eits, saat melewati, mata harus tertutup.

Masyarakat Yogyakarta percaya, jika seseorang bisa melewati dua pohon beringin tersebut dengan mata tertutup, maka niscaya permohonannya dapat terkabul. Tutup mata Anda, ucapkan keinginan, dan lewati beringin tersebut. Jika gagal, jangan berhenti mencoba.

Lanjutkan perjalanan menuju Dieng. Dari Yogyakarta, lama tempu sekitar 4 jam menggunakan kendaraan roda empat. Rute yang dilewati adalah Yogyakarta, Magelang, Temanggung, dan barulah tiba di Dieng.

Kabut yang turun serta udara yang cukup menusuk, akan menyambut kedatangan Anda di Dieng. Secara administratif, dataran tinggi Dieng berada di wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sendoro dan Gunung Sumbing. Konon, nama Dieng berasal dari dua gabungan kata dalam Bahasa Sansakerta “di” atau gunung dan "hyang" berarti khayangan atau tempat bermukimnya para dewa-dewi.

Jika digabungkan, Dieng merupakan pegunungan tempat para dewa-dewi bermukim. Bisa jadi Dieng menjadi tempat yang nyaman bagi para dewa, lantaran letaknya yang berada di ketinggian 2093 meter di atas permukaan laut.

Suhu di Dieng pun hanya berkisar 15 sampai 20 derajat celsius di siang hari dan 10 derajat celsius di malam hari. Bahkan pada musim kemarau, suhu bisa mencapai 0 derajat celsius .

Sungguh tempat bermukim yang sejuk dan nyaman. Oya, siapkan diri Anda untuk mengejar matahari terbit di langit Dieng.

Sabtu.
Menjelang subuh, berbekal jaket tebal, taklukan Bukit Sikunir. Untuk mencapai puncaknya, Anda harus mengikuti jalan setapak sejauh delapan ratus meter. Di kala musim hujan, kabut akan senantiasa menemani perjalanan. Jadi, tetaplah berhati-hati.

Bukit Sikunir dipilih bukan tanpa alasan. Dari titik inilah, wisatawan bisa melihat matahari terbit dari balik Gunung Sumbing.

Matahari yang tampak di antara kabut itu dikenal dengan sebutan "silver sunrise". Tetapi jika Anda datang di saat musim kemarau, Anda akan bertemu dengan "gold Sunrise".

Dari puncak Sikunir, Anda bisa menyaksikan keseluruhan Dieng yang di kelilingi oleh Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Pemandangan yang luar biasa indah akan membuai mata Anda.

Menikmati matahari terbit akan lebih seru  ditemani dengan sarapan dan segelas kopi hangat. Puas menikmati Dieng dari ketinggian, jangan langsung kembali ke penginapan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Whats New
    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Whats New
    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Work Smart
    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com