Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tetap Tunggu Sentimen dari Eropa

Kompas.com - 26/06/2012, 02:56 WIB

Jakarta, kompas - Investor dan pelaku pasar kembali memasang strategi melihat dan menunggu perkembangan pasar global sebelum masuk ke pasar modal nasional. Sentimen positif diharapkan datang dari pertemuan para pemimpin Uni Eropa pada pertengahan pekan ini.

Mengawali perdagangan, Senin (25/6), Indeks Harga Saham Gabungan kembali terpangkas. Indeks melemah 31,93 poin (0,83 persen) ke level 3.857,59. Indeks LQ45 ditutup terkoreksi 6,76 poin (1,02 persen) ke level 657,098 dan Indeks Kompas100 melempem 9,01 poin (1,05 persen) ke level 850,61.

Pelemahan indeks didorong oleh anjloknya saham-saham di sektor pertambangan hingga 2,17 persen. Penurunan ini searah dengan turunnya bursa regional Asia. Indeks Komposit Shanghai anjlok 36,76 poin (1,63 persen) ke level 2.224,11. Indeks Nikkei 225 melemah 0,72 persen,

Indeks Hang Seng turun 0,51 persen, dan Indeks Straits Times melemah 0,59 persen.

Analis menyatakan, pasar tengah berharap adanya kabar baik dari Uni Eropa. Kemarin pertemuan empat pemimpin Uni Eropa, yakni Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol, menyetujui proposal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. Namun, Jerman tetap menolak memberikan fleksibilitas dana pinjaman dan pembentukan joint eurobond.

Menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, rencana itu diharapkan dapat mengurangi kemungkinan resesi negatif 0,3 persen dibandingkan tahun lalu. Sebab, dengan itu berarti akan ada tambahan pendanaan 130 miliar euro (163 miliar dollar AS) atau senilai 1 persen dari total produk domestik bruto Uni Eropa.

Jika sentimen positif diperoleh, menurut riset Henan Putihrai Securities, peluang IHSG menembus level 4.000 pekan ini lebih terbuka dibandingkan beberapa pekan lalu. Pasar berharap proses stabilisasi di Eropa cukup baik.

Hal ini termasuk fleksibilitas otoritas euro terhadap kebijakan pengetatan anggaran dan penggunaan dana Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) untuk membantu sektor perbankan yang cukup diapresiasi pasar meskipun belum ada koordinasi dan rencana yang jelas.

Namun, ada juga analisis yang menyatakan tekanan dari kawasan Eropa belum berkurang. Ini tentu saja menjadi penekan nilai tukar rupiah, khususnya terhadap dollar AS. Analis dari BNI Unit Treasury, Klara Pramesti, memperkirakan nilai kurs rupiah bergerak dengan kecenderungan konsolidasi hingga melemah pekan ini.

Nilai rupiah akan bergerak antara resisten kuat di level Rp 9.600 per dollar AS dan support di level Rp 9.350 per dollar AS. Problema Eropa ditengarai masih menjadi acuan bagi investor untuk menanamkan asetnya.(BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com