Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Tak Hapus Kesenjangan

Kompas.com - 26/06/2012, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kawasan Asia Timur dan Pasifik belum mampu menghapuskan kesenjangan jender dalam keseluruhan dimensinya. Meskipun demikian, perjuangan mencapai kesetaraan jender di kawasan itu menunjukkan kemajuan signifikan.

Kini, semakin banyak perempuan berpartisipasi di sekolah, layanan kesehatan, dan ketenagakerjaan. ”Tingkat partisipasi perempuan di sekolah menengah dan atas bahkan melebihi laki-laki di sejumlah negara,” kata Katherine Patrick dari Asosiasi Profesional Bank Dunia, Senin (25/6). Bersama Andrew Mason, peneliti dari Bank Dunia, ia memaparkan penelitian tentang situasi kesetaraan jender di Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia.

Pemaparan diikuti diskusi dengan pembicara Sri Danti Anwar dari Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak; Ninik Rahayu, komisioner Komnas Perempuan; Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Komisi II DPR; serta Kristine dan Mason. Diskusi ini bekerja sama dengan Program Studi Kajian Gender Universitas Indonesia.

Mason menunjukkan pendapatan domestik bruto di Asia Timur dan Pasifik tumbuh 8 persen pada kurun waktu 2000 dan 2010. Kemiskinan ekstrem di kawasan tersebut menurun lebih dari 50 persen sejak tahun 1990. Namun, hal itu tak serta merta menghilangkan kesenjangan jender di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Di Vietnam, misalnya, kesenjangan jender tak memberikan akses perempuan untuk bersekolah, khususnya pada kelompok masyarakat tak mampu. Di Indonesia, kesadaran dari kelompok masyarakat tak mampu untuk menyekolahkan anak perempuannya berangsur membaik.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Sebanyak 240 ibu meninggal per 100.000 penduduk. Angka kematian ibu tertinggi di Laos, mencapai 580 ibu per 100.000 penduduk.

Persoalan lain di bidang ekonomi. Meski perempuan mulai banyak terjun ke berbagai pekerjaan, pendapatan mereka lebih kecil daripada laki-laki, hanya 70-80 persen dari pendapatan laki-laki. ”Kesenjangan upah karena jender ini banyak terjadi di bidang pertanian dibandingkan dengan manufaktur dan layanan. Mereka yang mengalami diskriminasi semacam ini biasanya pekerja berketerampilan rendah,” kata Mason.

Tantangan lain yang masih perlu diperbaiki adalah menekan angka kekerasan terhadap perempuan. Pengaruh dan suara perempuan masih lemah dalam masyarakat, dan lain-lain. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com