Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Kejar Devisa Ekspor 63,5 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 06/07/2012, 19:54 WIB
Orin Basuki

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bank Mandiri menargetkan devisa hasil ekspor (DHE) yang mengalir melalui unit layanannya akan mencapai 63,5 miliar dollar AS. Jika itu tercapai, Bank Mandiri akan menguasai 30 persen pangsa pasar lalu lintas devisa hasil ekspor di Indonesia.

Target tersebut sudah mempertimbangkan prognosa ekspor nasional tahun 2012 dari data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari - Maret 2012. Pada periode itu, transaksi ekspor melalui Bank Mandiri meningkat 9,8 persen dari periode sebelumnya yaitu  22,2 miliar dollar AS.

Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri Sunarso mengemukakan, Bank Mandiri mendukung penerapan Peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor 13/20/PBI/2011 tentang Penerimaan DHE dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri. Hal tersebut dapat mendukung upaya menjaga stabilitas perekonomian nasional sekaligus dapat memperkuat industri perbankan Indonesia.

"Melalui berbagai inisiatif, kami ingin memperlancar masuknya DHE ke Indonesia, terutama melalui Bank Mandiri. Kami berharap, melalui upaya tersebut Bank Mandiri dapat menjadi bank penerima DHE utama dengan market share terbesar yaitu lebih dari 30 persen," kata Sunarso, Jumat (6/7/2012), usai meresmikan instalasi air bersih senilai Rp 466 juta yang dibangun Bank Mandiri di Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.

Bank Mandiri optimistis dapat mencapai target pangsa pasar itu, karena per Maret 2012 pangsa pasar DHE Bank Mandiri telah mencapai 27,2 persen. Itu lebih tinggi dibanding akhir 2011 sebesar 26,5 persen.

"Untuk mengoptimalkan penerapan regulasi itu, kami berupaya untuk memberi kemudahan bagi pelaporan Rincian Transaksi Ekspor (RTE) bagi para eksportir, sehingga nantinya, eksportir yang bertransaksi melalui jaringan Bank Mandiri, dapat menyampaikan laporan RTE-nya dengan lebih tepat, akurat dan nyaman," tutur Sunarso.

Pelaporan RTE merupakan kewajiban eksportir yang disampaikan kepada BI melalui bank devisa lokal. Saat ini, diperkirakan belum semua eksportir melaporkan RTE-nya. Sebab, para eksportir mengira sanksi BI baru akan diberlakukan untuk PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) yang terbit 2 Juli 2012. Padahal, ketentuan tersebut sudah berlaku untuk PEB yang terbit sejak 2 Januari 2012. Sementara sanksi Bank Indonesia berlaku jika DHE untuk PEB tersebut belum masuk hingga 2 Juli 2012 atau 6 bulan sejak tanggal PEB.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, secara aktif Bank Mandiri telah bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam melakukan sosialisasi di berbagai kota kepada nasabah eksportir. Terakhir workshop juga telah dilaksanakan di 5 kota besar dan diikuti oleh lebih dari 250 nasabah eksportir prima yang RTE-nya dilayani oleh tim khusus kami.

Bank Mandiri, menurut Sunarso, juga memberi solusi ekspor, seperti pengambilalihan tagihan wesel ekspor nasabah (LC maupun Non LC) yang dapat mempercepat penerimaan dana ekspor nasabah. Selain itu, Bank Mandiri juga menyediakan solusi foreign exchange yang memberi nilai tukar kompetitif, serta memberi solusi pengelolaan kas yang dapat memaksimalkan yield dana hasil ekspor nasabah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com