Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Bertahan dari Krisis Global

Kompas.com - 08/07/2012, 13:27 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Perdagangan Kemenko Perekonomian Ediputra Irawadi mengatakan, walaupun terkena dampak krisis global sebanyak tiga kali, Indonesia masih mampu bertahan dan mampu bersaingan dalam perdagangan global.

"Tercatat 3 kali Indonesia terkena dampak krisis yaitu tahun 1998, 2007, dan 2011 . Tapi kita mampu bertahan karena mempunyai beberapa faktor yang dimiliki Indonesia," ujar Ediputera di Gedung Grahasawala, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Sabtu (7/7/12) kemarin.

Menurutnya, ada enam indikator khusus yang dimiliki Indonesia dibandingkan negara-negara lain yang terkena langsung dari dampak krisis global saat ini dan beberapa tahun lalu.

Pertama, Indonesia bisa bertahan karena konsumsi tinggi rakyatnya memiliki tingka tkonsumsi yang terbilang tinggi. "Ekonomi kita bisa kuat karena jumlah penduduk dan konsumsi banyak," ujarnya.

Kedua, secara geoekonomi, Indonesia terletak pada wilayah strategis atau titik poin dalam hal perniagaan. Menurutnya, ini merupakan suatu kondisi yang sebenarnya sudah lama terjadi sejak Indonesia masih di jaman kerajaan sekitar abad 16 Masehi silam. Letak strategis beberapa pelabuhan masa lampau Indonesia, seperti selat Malaka, Sunda Kelapa, Banten menjadi tempat bertemunya kapal perniagaan asing.

Lalu ketiga, secara geopolitik, Indonesia tidak punya musuh secara politik dengan negara-negara lain. Hal itu disebabkan, Indonesia mempunyai jaringan lewat organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, G-20, ASEAN, dan beberapa organisasi dunia lainnya.

Keempat, Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam yang melimpah. Dirinya mengklaim, Indonesia punya daerah-daerah yang berpotensi SDA-nya, namun dari segi infrastruktur dan teknologi pengembangang masih dirasa kurang.

Lalu kelima, sebanyak 65 persen penduduk Indonesia berasal dari usia produktivitas yang tinggi. Baginya, pada masa usia produktif,tingkat ketergantungan penduduk berkurang. Mereka pun selalu berusaha untuk mandiri dan berinovatif, contohnya para pengusaha muda.

Dan faktor terakhir, ialah dari segi modalitas dan investasi asing di Indonesia, masih sangat besar.

Ia pun menilai, pada kuartal pertama 2012 ketika negara lain terkena dampak krisis, Indonesia malah mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3 persen.

"Kita optimistis, kuartal 2 nanti pertumbuhannya mencapai 6,5-6,7 persen. Pertumbuhan ekonomi 0,1 persen saja bisa menyerap sekitar 300-400 ribu tenaga kerja," tutur Ediputra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com