Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benahi Dermaga, Baru Bangun Jembatan Selat Sunda!

Kompas.com - 10/07/2012, 09:52 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Pusat Masyarakat Transportasi Indonesia, Muslich Zainal Asikin berpandangan, proyek jembatan Selat Sunda belum diperlukan. Menurut dia, perluasan pelabuhan dan perbaikan manajemen masih bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi transportasi penyeberangan di Selat Sunda.

"Proyek jembatan Selat Sunda masih banyak ahli dan pihak-pihak yang sangat tidak setuju karena belum diperlukan. Apalagi dengan biaya besar. Masih banyak proyek prioritas yang lebih kecil biayanya saja belum direalisir," sebut Muslich kepada Kompas.com, Senin (9/7/2012).

Zainal mengungkapkan, kemacetan berulang yang terjadi di sekitar Pelabuhan Merak, Banten, karena sejumlah hal yakni kekurangan kapal penyeberangan dan dermaga hingga manajemen yang kurang baik. Untuk itu, solusi yang dinilai lebih pas adalah, pertama, penambahan kapal dan darmaga.

Kekurangan kapal, menurutnya, karena kapal sedang dok atau mengalami perbaikan. Permasalahan ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan menyewa kapal dari luar negeri. Dengan jumlah kapal yang banyak dan  kapasitas yang lebih besar maka masalah penyeberangan Merak-Bakauheni bisa ditanggulangi.

"Dan kalau meningkat, di masa yang akan datang cukup dengan menambah dermaga dan menambah jumlah kapal dan ukurannya yang lebih efisien sehingga efektif dalam menyeberangkan orang maupun barang," papar Zainal.

Kedua, perluasan pelabuhan. Bila pelabuhan diperluas, maka lalu lintas penyeberangan bisa ditingkatkan dua kali lipat.

Ketiga, kata Muslich, adalah perbaikan manajemen yang selama ini dinilainya kurang kompeten mengurus penyeberangan.

"Masalahnya adalah salah urus. Salah kelola dibawah tim manajemen yang tidak cakap dan kurang kompeten," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah sekarang ini tengah membahas mengenai studi kelayakan proyek jembatan Selat Sunda. Proyek ini masuk dalam badan buku rencana proyek kerjasama pemerintah dan swasta atau PPP (public private partnership) Book 2012.

Buku tersebut berisikan 58 proyek infrastruktur andalan pemerintah. Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini terletak di Provinsi Lampung dan Banten. Panjang jembatan ini diperkirakan mencapai 27,4 kilometer.

Menurut data dari Bappenas, biaya pembangunan Jembatan Selat Sunda bisa mencapai 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 225 triliun. Sebelumnya, estimasi biaya pembangunan proyek itu 15 miliar dollar AS. Kepastian biaya sesungguhnya baru akan diketahui setelah ada hasil studi kelayakan. Sementara itu, target konstruksi awal JSS akan dilakukan pada 2015 dan mulai beroperasi pada 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com