WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pada pertemuan bank sentral AS Federal Reserve teranyar, suku bunga acuan Fed Fund Rate dipertahankan pada kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, sebagaimana yang diperkirakan oleh banyak analis.
Dikutip dari CNBC, Kamis (2/5/2024) Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan langkah berikutnya adalah kenaikan suku bunga, yang mendorong reli pada pasar saham.
"Saya pikir kecil kemungkinan langkah kebijakan berikutnya adalah kenaikan suku bunga. Saya akan mengatakan kecil kemungkinan," kata Powell.
Baca juga: Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga
Powell menegaskan bahwa meskipun inflasi masih menjadi perhatian, suku bunga saat ini dianggap cukup membatasi untuk mengendalikan inflasi dalam jangka panjang.
Dalam konferensi pers pasca pertemuan, Powell juga menegaskan bahwa keputusan suku bunga tidak dipengaruhi oleh faktor politik, bahkan dengan pemilihan presiden yang akan datang.
"Pemilu yang akan datang bukan bagian dari pertimbangan kami," kata Powell,
Powell menekankan, keputusan suku bunga hanya didasarkan pada data ekonomi.
Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah
Selain keputusan suku bunga, Powell juga mengumumkan bahwa Fed akan memperlambat laju pengurangan neraca, dikenal sebagai "quantitative tightening."
Neraca bank sentral akan dikurangi sebesar Rp 4.853 triliun per tahun, turun dari Rp 11.647 triliun saat program dimulai pada tahun 2022.
Langkah ini diambil untuk mencegah gejolak pasar keuangan yang tidak diinginkan.