Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 02/05/2024, 14:27 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pada pertemuan bank sentral AS Federal Reserve teranyar, suku bunga acuan Fed Fund Rate dipertahankan pada kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, sebagaimana yang diperkirakan oleh banyak analis.

Dikutip dari CNBC, Kamis (2/5/2024) Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan langkah berikutnya adalah kenaikan suku bunga, yang mendorong reli pada pasar saham.

"Saya pikir kecil kemungkinan langkah kebijakan berikutnya adalah kenaikan suku bunga. Saya akan mengatakan kecil kemungkinan," kata Powell.

Baca juga: Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berbicara dalam konferensi pers yang menahan suku bunga acuan setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di kantor pusat Federal Reserve pada Rabu (14/6/2023) waktu setempat, di Washington, DC, Amerika Serikat. GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP/DREW ANGERER Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berbicara dalam konferensi pers yang menahan suku bunga acuan setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di kantor pusat Federal Reserve pada Rabu (14/6/2023) waktu setempat, di Washington, DC, Amerika Serikat.

Powell menegaskan bahwa meskipun inflasi masih menjadi perhatian, suku bunga saat ini dianggap cukup membatasi untuk mengendalikan inflasi dalam jangka panjang.

Dalam konferensi pers pasca pertemuan, Powell juga menegaskan bahwa keputusan suku bunga tidak dipengaruhi oleh faktor politik, bahkan dengan pemilihan presiden yang akan datang.

"Pemilu yang akan datang bukan bagian dari pertimbangan kami," kata Powell,

Powell menekankan, keputusan suku bunga hanya didasarkan pada data ekonomi.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Selain keputusan suku bunga, Powell juga mengumumkan bahwa Fed akan memperlambat laju pengurangan neraca, dikenal sebagai "quantitative tightening."

Neraca bank sentral akan dikurangi sebesar Rp 4.853 triliun per tahun, turun dari Rp 11.647 triliun saat program dimulai pada tahun 2022.

Langkah ini diambil untuk mencegah gejolak pasar keuangan yang tidak diinginkan.

Ilustrasi dollar AS. FREEPIK/JANNOON028 Ilustrasi dollar AS.

Meskipun demikian, Powell menyatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan jalan menuju inflasi yang stabil tetap tidak pasti.

Baca juga: Prediksi BI: Suku Bunga The Fed Baru Turun pada Desember 2024

"Inflasi masih terlalu tinggi. Kemajuan lebih lanjut untuk menurunkannya tidak dijamin," katanya.

Pernyataan ini menandakan bahwa pemangkasan suku bunga mungkin tidak segera terjadi.

Para analis pasar, seperti David Kelly dari JPMorgan Asset Management, merasa lebih yakin bahwa pemotongan suku bunga mungkin dimulai tahun ini, tetapi keputusan Fed untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan ini menunjukkan sikap yang hati-hati terhadap inflasi.

Beberapa analis memperkirakan pemotongan suku bunga pertama pada Desember, sementara yang lain mengantisipasi pada Juli, tergantung pada bagaimana kondisi pasar tenaga kerja berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Italia yang Mau Pindah ke Pedesaan Bakal Diberi Insentif Ratusan Juta

Warga Italia yang Mau Pindah ke Pedesaan Bakal Diberi Insentif Ratusan Juta

Whats New
BSI Catat Pembiayaan Berkelanjutan Rp 59,19 Triliun Per Maret 2024

BSI Catat Pembiayaan Berkelanjutan Rp 59,19 Triliun Per Maret 2024

Whats New
KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

Whats New
Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Whats New
Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Whats New
[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Spend Smart
Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Spend Smart
Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Spend Smart
Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Whats New
Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Whats New
Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Whats New
Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Whats New
Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Rilis
Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com