JAKARTA, KOMPAS.com — Optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 bakal mencapai 6,8 persen-7,2 persen memunculkan dukungan tambahan buat mata uang rupiah.
Apalagi ada indikasi aksi jual dollar AS oleh eksportir di pasar, untuk keperluan pembayaran pajak pendapatan hingga kebutuhan dollar AS terpenuhi.
Demikian dikatakan Kepala Riset pada BNI Unit Treasury Nurul Eti Nurbaeti, di Jakarta, Rabu (18/7/2012) ini.
Redupnya kemungkinan dilakukan quantitatif easing tahap ke-3 oleh bank sentral AS, The Fed, berpotensi mengganjal pergerakan aset berimbal hasil tinggi.
Rupiah dan mata uang Asia lain pun bakal terbatasi kembali, menyusul ketidakpastian kondisi ekonomi dan fiskal AS. Walau demikian, level Rp 9.500 per dollar AS masih akan dijadikan Bank Indonesia sebagai level psikologis penting demi mengamankan stabilitas moneter Indonesia.
Pada perdagangan Selasa (17/7/2012) kemarin, rupiah ditutup menguat tipis di level Rp 9.440 per dollar AS. Sementara pada level pembukaan yang berada pada Rp 9.450 per dollar AS setelah bergerak di kisaran Rp 9.435-Rp 9.475 per dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.