Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kami Rindu Kembali...

Kompas.com - 24/07/2012, 05:25 WIB

Sekitar 5.000 peserta Konferensi Diaspora Indonesia di Los Angeles, Amerika Serikat, awal Juli lalu, menandatangani sebuah petisi agar Pemerintah Indonesia mengizinkan warga Indonesia memiliki kewarganegaraan ganda. Deklarasi dibacakan oleh 18 WNI yang tinggal di sejumlah negara dalam beberapa bahasa. Gagasan dalam deklarasi itu akan diwujudkan lewat lembaga bernama Indonesian Diaspora Network.

Usulan dwi kewarganegaraan itu hanyalah satu dari sejumput nuansa dari Congress of Indonesian Diaspora (CID) pertama yang berlangsung 6-8 Juli itu. Nuansa yang tak kalah menarik adalah munculnya keinginan sejumlah diaspora untuk kembali dan mengembangkan keahliannya pada industri penerbangan di Indonesia.

Kembali ke habitat adalah sifat alami makhluk hidup. Demikian pula bagi diaspora Indonesia, sangat merindukan kembali bekerja di habitatnya jika kesempatannya terbuka. Terkait dengan itu masih banyak diaspora Indonesia yang belum mengetahui keberhasilan memperoleh commitment offset atau kompensasi dari industri pesawat terbang AS, Boeing Company, atas pembelian pesawat Boeing oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Lion Air.

Melalui lobi dan negosiasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh Dubes RI di AS Dino Pati Djalal sejak roll out Boeing 737-900ER pesanan Lion Air pada 2006, ternyata berbuah hasil pada awal 2012. Pihak Boeing Company bersedia memberi commitment offset kepada Indonesia sebanyak 30 persen dari total pembelian Lion Air dan Garuda.

Pembelian pesawat udara sipil Boeing 737-500, 600, B737-800NG oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia serta 737-900ER, 737-MAX, 787-8 oleh Lion Air nilainya sudah mencapai 35 miliar dollar AS atau sekitar Rp 350 triliun. Jadi, kompensasi bagi Indonesia sekitar Rp 100 triliun! Nilainya ini akan semakin bertambah besar di masa depan dengan adanya kemungkinan pembelian pesawat Boeing fase kedua maskapai penerbangan itu dan juga dari maskapai penerbangan lain di Indonesia.

Diaspora di AS

Offset merupakan praktik pemberian kompensasi oleh industri asing sebagai persyaratan dari suatu negara ketika melakukan pembelian. Biasanya offset dipakai untuk mengembangkan industri domestik negara pembeli, transfer teknologi, memajukan investasi, dan meningkatkan lapangan pekerjaan.

Keuntungan dari offset adalah mendapatkan teknologi baru, mendukung industri domestik yang strategis, mendapatkan akses terhadap pasar baru, meningkatkan nilai ekspor, dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional.

”Tentunya kita tidak rela masyarakat Indonesia hanya menjadi konsumen dari produk bangsa lain,” kata Presiden/Direktur Utama IPTN North America, Inc Gautama Indra Djaja. Padahal, di Indonesia sendiri anak bangsa ini sudah memiliki kemampuan dari pengalaman dalam bidang rancang bangun pesawat dan pembuatan komponen dalam memproduksi pesawat.

Pengguna produk pesawat Boeing adalah masyarakat Indonesia, wilayah udara milik Indonesia, dan uang yang diperoleh maskapai dari para penumpang adalah rupiah Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com