Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Kredit SME Genjot Laba Bank Mega

Kompas.com - 02/08/2012, 19:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatatkan laba bersih sepanjang semester I-2012 sebesar Rp 909 miliar, naik 110,84 persen dari Rp 431,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ditopang oleh komisi dari kredit small medium enterprise (SME).

Direktur Utama Bank Mega JB Kendarto menjelaskan laba besarnya pertumbuhan kredit SME menyebabkan pendapatan bunga perseroan naik 18,2 persen menjadi Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,8 triliun.

"Saat ini kami mulai mengubah dari penyaluran kredit korporasi dan komersial menjadi kredit SME dan konsumer. Inilah yang menyebabkan besarnya komisi dari kredit," kata Kendarto selepas konferensi pers di Kantor Bank Mega Jakarta, Kamis (2/8/2012).

Sementara itu, beban bunga berhasil diturunkan 11,2 persen dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,1 triliun sehingga menyebabkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 49,7 persen dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,7 triliun.

Di sisi dana pihak ketiga (DPK), perseroan mencatatkan kenaikan 23,4 persen dari Rp 39,7 triliun menjadi Rp 48,9 triliun. Kontribusinya giro naik 14,2 persen dari Rp 9,3 triliun menjadi Rp 10,6 triliun, tabungan naik 19,2 persen dari Rp 11,4 triliun menjadi Rp 13,6 triliun dan giro naik 30,3 persen dari Rp 19 triliun menjadi Rp 24,8 triliun.

Target DPK hingga akhir Desember 2012 sebesar Rp 53,1 triliun. Kontribusi giro naik 14,5 persen menjadi Rp 10,5 triliun, tabungan naik 23,8 persen menjadi Rp 17,1 triliun dan deposito naik 2,5 persen menjadi Rp 25,5 triliun.

"Nanti kita akan menggeser komposisi dana murah dan mahal menjadi sekitar 52:48 persen," jelasnya.

Dari kredit naik 14,2 persen dari Rp 27,1 triliun menjadi Rp 31 triliun. Kredit tersebut dikontribusikan oleh kredit konsumer Rp 12,8 triliun, naik 13,5 persen dari Rp 11,35 triliun di tahun lalu.

Kredit korporasi turun 17,7 persen dari Rp 9,8 triliun menjadi Rp 8,1 triliun, kredit komersial turun 5,5 persen dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 3,3 triliun. Namun kredit small medium enterprise (SME) naik 172,7 persen dari Rp 2,46 triliun menjadi Rp 6,7 triliun.

"Ke depan kami akan fokus ke kredit SME karena terbukti tahan terhadap kerentanan ekonomi," tambahnya.

Di akhir tahun nanti, perseroan menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 39 triliun. Kontribusinya kredit korporasi Rp 7,6 triliun, kredit komersial Rp 4,3 triliun, kredit SME Rp 11,8 triliun dan kredit konsumer Rp 15,3 triliun.

Dari sisi rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR), perseroan mengalami penurunan dari 67,4 persen menjadi 62,73 persen. Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) naik dari 12,61 persen dari 15,39 persen.

Sementara rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross naik dari 0,96 persen menjadi 1,44 persen dan NPL nett juga naik dari 0,76 persen menjadi 1,24 persen.

"Kondisi NPL yang tinggi ini disebabkan karena kami fokus kredit SME, otomatis bunga yang diberikan juga tinggi dan resiko kreditnya pun sama. Tapi kami akan tetap hati-hati," jelasnya.

Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan jumlah kantor mencapai 380 kantor dari sebelumnya 313 kantor. Kontribusinya ada penambahan 6 kantor cabang dan 61 kantor cabang pembantu. Investasi per kantor mencapai Rp 5 miliar per kantor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com