Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Astra, Pilih Induk atau Anaknya?

Kompas.com - 10/08/2012, 14:46 WIB

Dia pun merekomendasikan beli saham AUTO dengan target harga Rp 4.400 per saham hingga 12 bulan ke depan. Jadi, masih ada potensi kenaikan sekitar 18,9% dari harga Kamis (9/8) di Rp 3.700 per saham.

Tetapi, lagi-lagi, porsi kepemilikan publik atas saham ini juga minim, hanya 4,3 persen dari total saham yang dicatatkan. Sisanya dimiliki Astra International.

Sementara, bagi penggemar saham AALI, ada kegamangan soal prospeknya ke depan. Analis Kim Eng Securities Pandu Anugrah, dalam risetnya, mengaku tak begitu yakin terhadap prospek pemulihan ekonomi global. Akibatnya, harga komoditas, termasuk crude palm oil (CPO), akan terus tertekan. Per semester I-2012, harga rata-rata.

CPO sebesar MYR 3.200 per ton atau turun sekitar 1,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di semester kedua ini, Pandu memprediksi, harga rata-rata CPO masih akan terkoreksi hingga MYR 3.100 per ton.

Dari sisi valuasi, harga saham AALI di Rp 22.350 (3/8/2012) mencerminkan PER 16,75 kali di 2012. Ini lebih mahal daripada harga rata-rata saham sektor perkebunan yang cuma 14,6 kali. Maka, Pandu pun merekomendasikan hold saham AALI dengan target harga Rp 20.000.

Berikut prospek dua saham grup Astra yang paling likuid.

ASII

Sepanjang semester I-2012, volume penjualan mobil nasional meningkat 28,2 persen dari semester I-2011 jadi 535.263 unit. Di saat yang sama, volume penjualan Astra International naik 31,6 persen menjadi 301.636 unit. Alhasil, pangsa pasar mobil Astra International naik dari 54,9 persen menjadi 56,4 persen.

Budi Rustanto, analis Valbury Asia Securities, dalam risetnya, berpendapat, kebijakan kenaikan uang muka minimum pada 15 Juni 2012 mempercepat arus pembelian mobil di semester pertama lalu. “Selain itu, banyak pabrikan yang merilis model baru dan kenaikan menjelang libur lebaran,” tutur Budi.

Prediksi ke depan, ketentuan uang muka minimal 30 persen akan menekan penjualan mobil di kelas 1.500 cc ke bawah. Sebab, banyak konsumen kelas itu yang membeli secara kredit.

Dari sisi penjualan roda dua, angka penjualan Astra hanya tumbuh 0,1 persen menjadi 2,10 juta unit. Tapi, hasil ini jauh lebih baik ketimbang kondisi penjualan sepeda motor nasional yang turun 8,7 persen menjadi 4,06 juta. Dampaknya tentu saja mendongkrak pangsa pasar Astra, dari 51,8 persen menjadi 66,8 persen.

Meski demikian, penerapan uang muka minimal 30 persen memicu penurunan penjualan Honda, merek sepeda motor yang dijual Astra, sekitar 10 persen - 20 persen.

Pada semester II 2012, Budi memperkirakan, penjualan motor masih akan seret. “Bila pada saat normal naik 25 persen - 30 persen, kenaikannya kelak hanya sekitar 5 persen - 10 persen,” terang Budi.

Toh, Budi tetap positif melihat saham ASII. Sebab, Astra Honda Motor (AHM) berencana menambah sekitar 170 diler di seluruh Indonesia. Daihatsu Motor Co pun akan menambah investasi di Indonesia dari 233,2 juta dollar AS menjadi 300 juta dollar AS. Salah satunya untuk menambah kapasitas produksi terpasang dari 100.000 unit menjadi 430.000 unit per tahun.

Budi memprediksi, pendapatan Astra tahun ini akan tumbuh 17% dengan laba bersih per saham (EPS) senilai Rp 477. Dia merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 8.500 per saham hingga 12 bulan mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com