Ende, Kompas -
”Hal ini dilihat dari kunjungan tahun 2010 dan 2011 di dua destinasi wisata nasional di Flores, yaitu di Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Taman Nasional Kelimutu, di Kabupaten Ende. Di dua obyek itu, wisatawan dari Australia paling banyak. Padahal, tahun 2008 dan 2009, wisatawan asing ke daerah ini paling banyak dari Jerman,” papar Chief Executive Officer (CEO) Destination Management Organisation (DMO) Flores Adi Soenarno di Ende, Senin (20/8).
Adi memisalkan, tahun 2011 wisatawan ke Flores mencapai 76.167 orang. Sebagian besar ke Taman Nasional (TN) Komodo, yaitu 48.009 orang, dan sebagian ke TN Kelimutu. Di TN Komodo, wisatawan dari Australia sebanyak 7.108 orang. Dari Jerman hanya 4.524 orang.
”Fenomena ini perlu menjadi perhatian pemerintah agar promosi pariwisata Flores lebih ditingkatkan ke Australia,” ujarnya. Adi menuturkan, pariwisata Flores dalam tiga tahun terakhir mulai dilirik wisatawan asing, seperti Bali. Mungkin ada kejenuhan terhadap Bali. Flores secara umum masih alami.
Selain itu, di Flores ada obyek wisata yang unik, seperti Pulau Komodo, Danau Triwarna Kelimutu, Pantai Merah di Manggarai Barat, dan Pantai Batu Hijau Penggajawa di Ende. Ada juga Goa Liang Bua, dan situs manusia purba Flores di Manggarai.
DMO yang mengelola promosi obyek wisata unggulan delapan kabupaten di Flores, kata Adi, bertekad menjadikan pariwisata Flores sebagai tujuan utama pariwisata di kawasan Asia Tenggara tahun 2020. Unggulannya adalah wisata budaya dan wisata alam (petualangan).
Secara terpisah Kepala TN Kelimutu Sri Mulyani mengatakan, wisatawan asing yang berkunjung ke Danau Kelimutu tahun 2011 hingga kini didominasi warga Eropa, selain dari Australia. Mereka datang dari Belanda.
Menurut Field Office Manager West Flores Swisscontact Ferry Samosir di Labuan Bajo, dari penelitian tahun 2012 yang dilakukan Swisscontact terhadap 100 responden wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Manggarai Barat dan sekitarnya, mereka mengeluhkan sampah dan infrastruktur di Flores.