Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi BNI Tangkap Bisnis dengan Investor Jepang

Kompas.com - 05/09/2012, 15:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sedang memperkuat bisnis trade finance, khususnya bekerjasama dengan bank-bank asing asal Jepang. Harapannya, investor-investor yang selama ini berada di Jepang mau berinvestasi juga di Indonesia.

Abdullah Firman Wibowo, General Manager of Internasional Banking BNI menjelaskan ada sekitar 1.200 perusahaan Jepang ada di Indonesia. Perusahaan tersebut memiliki fokus di bidang manufaktur, konstruksi hingga perusahaan tambang.

Di sisi lain, BNI juga telah bekerjasama dengan 40 bank regional asal Jepang, khususnya untuk membantu pembiayaan dan pendanaan bagi perusahaan-perusahaan Jepang yang sudah ada di Indonesia. Dalam kerjasama tersebut, investor asal Jepang yang telah berkomitmen dengan bank asal Jepang diminta untuk menempatkan komitmen dana di BNI cabang Tokyo sebesar 10 juta dollar AS.

"Dana tersebut berupa dana giro. Kalau bisa mendapat 25 investor dari 25 bank saja (dari total 40 bank regional itu), kami akan mendapatkan funding sebesar 250 juta dollar AS yang mengendap di BNI cabang Jepang," kata Firman saat penandatanganan kerjasama antara BNI dan Joyo Bank Ltd di kantor BNI Jakarta, Rabu (5/9/2012).

Menurut Firman, dana tersebut baru merupakan komitmen dari sisi funding. Padahal BNI memiliki beragam produk perbankan antara lain bisa untuk trade finance, transactional banking (payroll atau pembayaran gaji hingga jasa kiriman uang) hingga produk konsumer (kartu kredit, kredit mobil dan lain-lain).

Firman menganggap dari total transaksi tersebut, BNI bisa mengambil pendapatan sekitar 6-7 persen. Jumlah tersebut masih dianggap kecil karena perseroan baru memulai bisnis ini, khususnya di BNI Cabang Tokyo. "Karakter orang Jepang adalah bisnis kepercayaan. Tahun ini akan fokus ke pendanaan dulu, baru tahun depan akan menangkap bisnis lainnya itu," tambahnya.

Hingga saat ini, baru hanya dua bank dari sekitar 40 bank regional yang sudah melakukan kontrak dengan BNI. Sehingga penempatan funding di BNI Tokyo baru sekitar 10 juta dollar AS. Namun pihaknya akan meningkatkan kerjasama bisnis dengan bank-bank asal Jepang lainnya, khususnya mempertegas untuk menawarinya beragam layanan BNI.

Menurut Firman, potensi bisnis dari layanan transactional banking saja (baik untuk kiriman uang, forex) bisa mencapai Rp 47 miliar. Namun jumlahnya akan lebih besar lagi bila bank itu mau memakai layanan BNI yang lain. "Saat ini fee based income kami (BNI Tokyo) hanya mengincar pengelolaan dana giro dari mereka. Tapi secara perlahan, kami akan bekerjasama dengan layanan lainnya," jelasnya.

Di luar funding (khususnya untuk layanan forex) sendiri, BNI bisa memperoleh total transaksi sebesar 71 juta dollar AS sebulan. "Untuk labanya, kami baru bisa mengumpulkan sekitar Rp 500 juta sebulan," jelasnya.

BNI cabang Tokyo sudah mulai didirikan sejak 2008 lalu, tapi baru resmi beroperasi sejak awal tahun 2012. Di pertengahan tahun hingga saat ini, BNI Tokyo terus berekspansi, khususnya bekerjasama dengan bank-bank asal Jepang dalam mendanai kebutuhan dana Rupiah bagi investor Jepang yang ada di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com