Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung Bromo Batuk-batuk dan Sesak Napas

Kompas.com - 16/09/2012, 20:16 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjung dari ratusan pengunjung yang memadati obyek wisata Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (16/9/2012), mengalami batuk-batuk dan sesak napas. Hal itu disebabkan oleh abu dan pasir beterbangan karena angin kencang.

Tak hanya karena terpaan angin, para wisatawan yang berjalan seenaknya serta kuda pengantar wisatawan yang melaju kencang ke kawah Bromo turut membuat kawah Bromo diselimuti debu selama sekitar 4 jam mulai pukul 06.00 hingga 10.00. Akibat kejadian itu, baik turis lokal maupun turis mancanegara tampak terbatuk-batuk.

Yang paling parah adalah anak kecil yang ikut berwisata. Banyak di antara mereka merengek minta gendong dan pulang karena mengalami sesak napas. Hal itu dialami oleh pengunjung yang hendak naik ke kawah Bromo. Kebanyakan pengunjung yang batuk dan sesak napas adalah pengunjung yang tidak mengenakan masker.

Pasir tebal yang menutupi tangga menuju kawah tak kalah ganas dan membuat pengunjung kian menderita. Tangga turun maupun tangga naik ke kawah membuat pasir berhamburan. Para pengunjung bahkan harus berhenti saat menaiki tangga untuk membersihkan debu dan pasir di mulut dan hidungnya.

Di antara mereka ada yang mengurungkan niat untuk naik ke kawah. Di bawah, puluhan pengunjung hanya melihat perjuangan pengunjung lain yang harus berjibaku dengan debu dan pasir hanya untuk pergi ke kawah. Tak sedikit pula yang tak berani menaiki tangga. "Engak usah naik sudah, ini sudah enggak kelihatan jalannya," kata Ifa Oktavia, pengunjung asal Kecamatan Kraksaan, kepada suaminya.

Selain turis domestik, wisatawan mancanegara juga enggan naik ke kawah setelah melihat debu dan pasir menutupi pemandangan Gunung Bromo. "No!" kata salah satu turis asing sambil mengusap matanya. Turis tersebut batal naik ke kawah Bromo.

Yang naik maupun yang turun dari kawah tak luput dari debu yang beterbangan. Sejumlah pengunjung bahkan harus memejamkan mata sambil berjalan. Kadang mereka bergantian berjalan memejamkan mata dengan pasangannya. Tak ada yang menjual masker saat itu. Namun, pada saat menjelang siang, penjual masker yang sebelumnya berjualan di pintu masuk, mendadak sudah berada di bawah tangga kawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com