Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriset Sekaligus Berbisnis

Kompas.com - 17/09/2012, 02:49 WIB

Jagung adalah tanaman pangan yang diproteksi pemerintah. Kami tidak bisa ekspor ke China, tetapi kami sedang memproses riset di China. Nanti kalau ketemu yang sesuai, kami daftarkan. Itu pun perlu tiga tahun prosesnya. Setelah oke, baru kami bikin pabrik di China. Jadi, tidak bisa ekspor langsung ke China. Ke India pun kami diberi waktu dua tahun ekspor. Sri Lanka memang terbuka karena pasarnya kecil. Siapa pun bikin pabrik (di Sri Lanka) tidak layak. Akhirnya negaranya membuka impor.

Komoditas apa yang sedang dikembangkan?

Kami masih fokus di jagung. Kemudian kami memberi perhatian besar pada padi hibrida. Hasilnya belum memuaskan sehingga kami terus kembangkan. Bahan induk betina dasarnya untuk padi hibrida ada di China. Hal itu menyebabkan adaptasinya belum memuaskan. Kami sedang merakit yang dari Indonesia. Kami murnikan dulu. Kami isi dengan karakter lain. Karakter dasarnya, kan, produktivitas tinggi, perlu ditambahkan dengan ketahanan terhadap penyakit, terutama wereng.

Di lain pihak Indonesia belum bisa menerima teknologi GMO (genetically modified organisms, teknologi modifikasi genetik) sehingga kita tidak bisa cuma memasukkan gen. Pemasukan gen harus melalui pembiakan konvensional. Itu lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com