Jakarta, Kompas
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi akhir pekan lalu mengatakan, produksi garam hanya berlangsung empat bulan saja dalam setahun. Dalam periode pendek itu, seluruh garam petani harus terbeli sehingga harga sering kali jatuh. Lewat sistem resi gudang, petani bisa melakukan tunda jual dengan
”Setelah menyimpan, mereka bisa mendapatkan bukti resi yang bisa dijaminkan ke bank untuk mendapatkan pembiayaan. Sistem tersebut juga bisa diterapkan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk menyerap garam petani,” paparnya.
Dia mengatakan, jatuhnya harga garam saat panen raya terjadi karena semua petani menjual produksinya ke pasar. ”Memang ada perusahaan yang ditugasi menyerap, yakni PT Garam, tetapi kemampuan finansial sering kali jadi kendala sehingga tidak semua garam petani terserap,” katanya.
Direktur Utama PT Garam Yulian Lintang mengatakan pihaknya siap menindaklanjuti rekomendasi sistem resi gudang tersebut. Salah satu kesiapannya adalah penyediaan gudang yang memadai. Gudang PT Garam tersebar di Madura, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep dengan kapasitas bisa mencapai 200.000 ton.
Menurut dia, PT Garam sudah maksimal menyerap garam petani dengan harga tinggi, yakni sekitar Rp 675 per kilogram. Adapun penyerapan garam rakyat hingga Agustus lalu sebanyak 67.000 ton. Ditargetkan sampai Desember nanti penyerapan bisa mencapai 200.000 ton.