Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asing Pilih Portofolio

Kompas.com - 14/11/2012, 02:54 WIB

Jakarta, Kompas - Minat investor asing masuk ke investasi portofolio di Indonesia semakin besar. Untuk menanggapi minat asing itu, instrumen baru untuk investasi portofolio diterbitkan, seperti reksa dana yang bisa diperdagangkan di bursa saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito yang ditemui di Gedung Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Selasa (13/11), menjelaskan, sejak tahun 2009 hingga kini, jumlah emiten bertambah 82 emiten. Emiten didorong untuk menambah modal sehingga menarik minat investor asing.

”Tidak hanya saham unggulan yang jadi sasaran. Banyak juga manajer investasi asing yang menyasar saham perusahaan kelas menengah, seperti perusahaan kosmetik,” ujar Ito.

Deputi Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development Rintaro Tamaki menyebutkan, sekitar 37,1 persen investasi portofolio yang masuk ke wilayah Asia berasal dari Amerika Serikat (AS). Sekitar 30,7 persen dari Eropa, 18,9 persen dari Asia, dan 13,3 persen dari negara lain.

Investasi portofolio dari Asia, sekitar 42,8 persennya ke AS dan 37,2 persen ke Eropa.

Perihal dana asing yang masuk ke investasi portofolio, Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo memperkirakan masih akan tetap tinggi. Minat terhadap obligasi tetap besar, apalagi pemerintah berencana menerbitkan samurai bonds dan sukuk atau obligasi syariah pada triwulan IV-2012.

Per triwulan III-2012, total investasi portofolio 3,847 miliar dollar AS. Dengan surplus transaksi modal dan finansial yang membesar, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV akan surplus 1,5 miliar dollar AS. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan NPI triwulan III yang surplus 834 juta dollar AS.

Meski penanaman modal asing (PMA) diperkirakan terus masuk ke Indonesia sepanjang triwulan IV-2012, jumlahnya pada akhir tahun ini diperkirakan hanya mendekati 19 miliar dollar AS. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun 2011.

Rendahnya pencapaian tersebut akibat kegiatan investasi tak setinggi perkiraan semula. BI tadinya memperkirakan PMA lebih besar.

Pertumbuhan kegiatan investasi, kata Perry, diperkirakan 11-12 persen. ”Namun, riilnya ternyata sekitar 10 persen. Sedikit lebih rendah, tetapi terlihat pengaruhnya pada aliran PMA,” ujar Perry di sela-sela acara seminar ”Asia as An Engine for World Growth”, di Gedung BI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com