Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yunani Jengkel kepada Troika

Kompas.com - 22/11/2012, 02:45 WIB

Brussels, Rabu - Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras di Atena, Rabu (21/11), jengkel karena para menteri keuangan zona euro gagal mencapai kesepakatan soal pengucuran dana bantuan 40 miliar dollar AS kepada Yunani. Para menkeu bertemu selama dua hari di Brussels, Belgia.

Samaras mendesak rekan-rekan Uni Eropa (UE) melakukan upaya lebih. Diperlukan pengucuran dana ke Yunani segera. Jika tidak, yang terancam tidak hanya Yunani, tetapi juga zona euro yang terdiri atas 17 negara pengguna euro.

”Mitra kami, UE dan Dana Moneter Internasional, memiliki kewajiban memenuhi tugasnya,” kata Samaras.

Pada Mei 2012, Yunani menerima bantuan 110 miliar euro dari Troika yang terdiri dari UE, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Dana Moneter Internasional (IMF) karena bangkrut. Pada Oktober 2011, Yunani mendapat lagi dana bantuan kedua ?130 miliar euro. Dana itu dikucurkan bertahap disertai persyaratan, seperti pengurangan pengeluaran pemerintah, pengurangan jaminan sosial kepada warga, dan reformasi ekonomi berupa penjualan perusahaan negara.

Sikap frustrasi Samaras beralasan karena pemerintahannya telah berjuang keras mengegolkan undang-undang untuk merampingkan anggaran di parlemen. Tujuannya agar keuangan negara tidak terbebani timbunan utang yang selama ini dipakai menutupi defisit anggaran.

”Yunani telah melakukan apa yang harus dilakukan. Apa pun masalah yang muncul, tidak bisa menjadi alasan penundaan kucuran bantuan,” kata Samaras.

Tertunda

Yunani seharusnya sudah menerima kucuran dana 31,5 miliar euro (setara 40 miliar dollar AS) pada Agustus lalu. Namun, Troika menunda hingga November karena Pemerintah Yunani gagal rampingkan pengeluaran.

Yunani telah memenuhi hal itu, tetapi pengucuran mental lagi karena alasan lain. Padahal Yunani membutuhkan dana untuk membayar cicilan utang dan menghidupi perekonomian lokal. Jika tidak, Yunani terancam default atau gagal membayari utang jangka pendek yang jatuh tempo segera.

Pengganjal kali ini adalah Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Lagarde berpendapat, ada dua hal yang menjadi ganjalan. Pertama, bagaimana menutupi defisit anggaran Pemerintah Yunani dua tahun mendatang karena perekonomian Yunani terperosok lebih dalam ke resesi. Pengganjal kedua, bagaimana menurunkan beban utang Yunani ke tingkat yang lebih aman.

IMF menginginkan utang Yunani diturunkan menjadi 120 persen terhadap produksi domestik bruto (PDB) pada 2020. ”Kami harus melakukan tindakan lebih,” kata Lagarde.

Para menkeu zona euro, dipimpin Perdana Menteri dan Menkeu Luksemburg Jean-Claude Juncker, sebenarnya setuju mengucurkan dana sekarang. Mereka setuju menunda penurunan porsi utang menjadi 120 persen pada tahun 2022 yang ditolak IMF.

Masalahnya, utang Yunani sudah mencapai 180 persen dari PDB atau tiga kali lebih besar daripada batas maksimal utang yang dianggap aman, yakni 60 persen dari PDB. Pada 2014, utang Yunani akan menjadi 190 persen.

”Saya kecewa,” kata Juncker soal penolakan IMF. Namun, IMF khawatir Yunani makin terperosok ke pusaran utang. Karena itu, harus jelas bagaimana Yunani benar-benar bisa menurunkan porsi utang.

Pasar tidak kaget. ”Ini tidak mengejutkan,” kata Gary Jenkins, Direktur Pelakana Swordfish Research. Menurut Jenkins, ini adalah refleksi dari keadaan berat yang dihadapi zona euro, yang sedang dirundung kebangkrutan massal.(AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com