Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insinyur Indonesia Harus Punya Undang-undang

Kompas.com - 26/11/2012, 17:54 WIB
Haryo Damardono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mulai Senin (26/11/2012) hingga Selasa (27 /11/2012) menyelenggarakan Kongres XIX. Selain memilih pengurus baru, Kongres PII kali ini akan diisi dengan serangkaian acara, antara lain penganugerahan PII Award, seminar, dan merekomendasikan sejumlah pandangan dan pemikiran kepada pemerintah, dalam rangka melahirkan lebih banyak lagi insinyur berkualitas di Indonesia.

Salah satu rekomendasi yang akan dicetuskan, menurut Ketua Penyelenggara Kongres XIX PII Hermanto Dardak, adalah secepatnya melahirkan Undang-Undang Keinsinyuran. "Melalui kongres ini, PII sekali lagi ingin mengingatkan berbagai kalangan, tak hanya anggota DPR dan pemerintah, akan penting dan mendesaknya Undang-Undang Keinsinyuran di Indonesia," kata Hermanto Dardak, Senin (26/11/2012) di Jakarta, seusai acara pembukaan.

Ketua Umum PII Said Didu juga mengatakan, UU Keinsinyuran merupakan hal mendesak. Dia berharap, PII bersama DPR bisa segera menyelesaikan rancangan UU tersebut untuk disahkan menjadi UU. RUU Keinsinyuran tersebut saat ini tengah dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR.

"UU ini sangat penting, antara lain untuk mewujudkan tenaga ahli insinyur yang berkompetensi tinggi di dalam negeri. Tujuannya adalah untuk menjaga standar dan kompetensi di kancah internasional, antara lain melalui mekanisme sertifikasi," ujarnya.

Wakil Ketua Umum PII Bobby Gafur Umar juga prihatin. "Kita semua prihatin karena eksistensi insinyur dalam pembangunan di Indonesia sangat strategis. PII sendiri tahun ini sudah berusia 60 tahun. Harusnya kan kita sudah punya Undang-Undang Keinsinyuran. Tidak boleh kalah dengan negara-negara lain di kawasan Asia," kata Bobby, yang dalam kepengurusan baru PII mendatang akan menjabat sebagai ketua umum menggantikan Said Didu.

Kata Bobby, keberadaan insinyur memiliki andil dan peran cukup besar dalam penciptaan kualitas pembangunan di Indonesia. Apalagi, Indonesia saat ini sedang menjadi sorotan investor dunia. "Indonesia sedang menjadi sasaran para investor dan menjadi salah satu primadona investasi," ujar Bobby.      

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com