Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Baru agar Dapat Jual Bank Mutiara

Kompas.com - 31/12/2012, 02:32 WIB

Jakarta, Kompas - Calon pengganti Maryono sebagai Direktur Utama PT Bank Mutiara Tbk sudah disiapkan. Direktur utama baru akan ditetapkan dan disetujui dalam rapat umum pemegang saham. Direktur utama baru diharapkan bisa menjual Bank Mutiara kepada investor.

Sebanyak 99,9 persen saham Bank Mutiara dimiliki oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang mengambil alih melalui penyertaan modal sementara sebesar Rp 6,7 triliun, November 2008. Oleh karena itu, Direktur Utama (Dirut) Bank Mutiara—yang sebelumnya bernama Bank Century—akan dipilih LPS. ”Mudah-mudahan RUPS (rapat umum pemegang saham) bisa terlaksana bulan Januari 2013,” kata Kepala Eksekutif LPS Mirza Adityaswara kepada Kompas di Jakarta, Sabtu (29/12), saat dimintai konfirmasi mengenai penentuan pengganti Maryono.

Hal senada dikemukakan Sekretaris Perusahaan Bank Mutiara Rohan Hafas saat dimintai konfirmasi mengenai pergantian itu. ”Benar, Bank Mutiara akan segera mengadakan RUPS,” ujar Hafas.

Maryono yang menjabat Direktur Utama Bank Mutiara sejak akhir tahun 2008 telah ditetapkan dan disetujui RUPS Luar Biasa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai Direktur Utama Bank BTN. Untuk itu, Maryono akan segera meninggalkan jabatannya di Bank Mutiara.

Komisaris Independen Bank Mutiara Eko B Supriyanto menegaskan, penentuan direktur utama baru adalah wilayah pemegang saham. Namun, sebagai komisaris independen melalui komite remunerasi dan nominasi, ia berharap direktur utama baru bisa mengantarkan Bank Mutiara untuk dijual kepada investor. Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS, penjualan Bank Mutiara pada tahun 2013 setidaknya sesuai harga penyertaan modal. ”Untuk itu, direktur utama baru harus bisa melanjutkan dan meningkatkan kinerja bank, meningkatkan tata kelola, dan menjaga bank tetap tumbuh,” kata Eko.

Ia mengingatkan, tantangan Bank Mutiara bukan hanya dari sisi pencapaian bisnis, melainkan juga dari sisi psikologis karena menjadi perhatian publik.

Penjualan tahun ketiga

Setelah dua kali gagal dijual, Bank Mutiara akan ditawarkan lagi pada Januari 2013. Kepala Dewan Komisioner LPS C Heru Budiargo menegaskan, pergantian Direktur Utama Bank Mutiara tak akan mengganggu penjualan. Meski demikian, Heru berharap direktur utama baru Bank Mutiara bisa melanjutkan proses restrukturisasi Bank Mutiara. Yang lebih penting, aspek peningkatan kinerja bank yang berkelanjutan tetap terjaga. ”Nilai Bank Mutiara diharapkan bisa tumbuh lebih cepat,” ujar Heru.

Sempat terdengar kabar mengenai sebuah perusahaan yang berminat membeli Bank Mutiara. Heru mengatakan, siapa pun yang berminat hendaknya mengikuti penawaran. Pihak itu juga bukan semata-mata pemilik dana, melainkan juga harus memenuhi syarat sebagai investor bank.

Pada 2012, Bank Mutiara ditawarkan untuk dijual setelah penjualan pada tahun 2011 gagal. Namun, penjualan tahun 2012 juga gagal kendati ada tujuh investor yang berminat berpartisipasi. Dari tujuh investor itu, hanya tiga investor yang menyampaikan dokumen registrasi. LPS memproses prakualifikasi ketiga calon investor tersebut. Hasilnya, tidak satu pun investor memenuhi syarat administratif, termasuk syarat dukungan kemampuan keuangan membeli seluruh saham Bank Mutiara. Maka, proses dihentikan.

Per September 2012, Bank Mutiara memiliki aset sebesar Rp 14,27 triliun. Dana pihak ketiga yang dihimpun berjumlah Rp 12,5 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan Rp 10,52 triliun.

(IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com