Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebebasan Ekonomi Indonesia Nomor 108, Ini Tanggapan BKPM

Kompas.com - 12/01/2013, 14:53 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebebasan ekonomi Indonesia mendapat peringkat nomor 108 dunia. Indonesia akan memperbaiki peringkat tersebut. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri menjelaskan, pihaknya saat ini telah melakukan kebijakan penanaman modal lebih transparan dari sebelumnya.

"Ya kami harus perbaiki. Secara bisnis, efisiensi, itu yang harus diperbaiki. Kami sudah melakukannya sekarang," kata Chatib saat ditemui di acara Kadin di Hotel JW Marriot, Jumat  (11/1/2013) malam.

Menurut Chatib, pihaknya juga telah melakukan online tracking dengan membuat proses penanaman modal baik asing maupun domestik secara lebih transparan. Sehingga bisa diketahui oleh publik dan mudah untuk mengaplikasikan proses pengajuan investasinya. Chatib juga menganggap bahwa pemberlakuan baik untuk investor asing maupun domestik itu sama. Selain itu, waktu untuk proses pengajuan investasi tersebut juga disamakan.

"Kami sudah lakukan revisi di dalam proses pengajuan investasi di Indonesia ini, tidak akan membutuhkan waktu lama. Prosesnya juga disamakan, untuk menjamin equal treatment," ujarnya.

Sekadar informasi, lembaga pemikir konservatif Amerika Serikat, Heritage Foundation, dan Wall Street Journal, yang dipublikasikan pada Kamis (10/1/2013) menyebut Hong Kong mendapat peringkat pertama dalam negara yang paling bebas ekonominya. Indonesia mendapat peringkat 108. Kebebasan ekonomi digambarkan sebagai kebebasan warga di satu negara untuk bekerja, berproduksi, mengonsumsi, dan melakukan investasi dengan cara yang dia maui serta kebebasan itu dilindungi dan tidak dihalangi negara.

Menurut laporan news.com.au, Jumat (11/1/2013), Australia mencatat skor 82,6, setengah angka lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012, menurun disebabkan kebebasan buruh dan tata laksana pengeluaran pemerintah meskipun ada peningkatan kebebasan dari korupsi dan bisnis. Angka ini menempatkan Australia sebagai negara yang dianggap betul-betul "bebas" bersama empat negara lain, yaitu Hong Kong, Singapura, Selandia Baru, dan Swiss.

Bagi Hong Kong, peringkat pertama ini untuk ke-19 tahun berturut-turut. Indeks kebebasan ekonomi ini mengukur 10 kriteria: hak properti, kebebasan dari korupsi, kebebasan fiskal, pengeluaran pemerintah, efisiensi peraturan bagi bisnis, tenaga kerja, kebijakan moneter, kebebasan pasar, perdagangan, serta investasi dan keuangan.

Indonesia, yang berada di peringkat ke-108 dan masuk kategori "sebagian besar tidak bebas", mendapatkan angka 56,9, naik setengah angka dari tahun lalu. Australia menempati peringkat terbaik dalam soal kebebasan finansial (1), hak properti (2), dan kebebasan dari korupsi (8). Peringkat terburuk Australia adalah kebebasan fiskal (148), pengeluaran pemerintah (102), dan perdagangan (38).

Indeks Kebebasan Ekonomi 2013: 1. Hong Kong 2. Singapura 3. Australia 4. Selandia Baru 5. Swiss 6. Kanada 7. Cile 8. Mauritius 9. Denmark 10. Amerika Serikat 56. Malaysia 61. Thailand 97. Filipina 108. Indonesia 119. India 136. China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com