Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CPO Kian Sulit Bersaing

Kompas.com - 01/02/2013, 02:40 WIB

Jakarta, Kompas - Penetapan bea keluar minyak sawit mentah sebesar 9 persen pada bulan Februari ini menjadi tantangan serius bagi pelaku bisnis minyak sawit mentah. Bea keluar tersebut lebih tinggi dibandingkan bea keluar pada bulan Januari yang dipatok 7,5 persen.

Ini tantangan serius bagi pelaku bisnis CPO karena sejak Januari lalu Malaysia menetapkan bea keluar nol persen, yang berlanjut hingga Februari 2013.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono di Jakarta, Kamis (31/1), mengatakan, dengan bea keluar yang lebih tinggi, minyak sawit mentah (CPO) Indonesia kian sulit bersaing di pasar global. Pasar cenderung membeli CPO Malaysia karena harganya murah.

Dia mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan ke pada pemerintah agar bea keluar diturunkan seperti Malaysia, tetapi tidak direspons. Pemerintah tetap menggunakan sistem bea keluar progresif berdasarkan harga acuan. ”Daya saing CPO kita terus merosot tanpa intervensi pemerintah,” ujarnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bahrul Chairi mengatakan, penetapan harga patokan ekspor CPO didasarkan pada harga referensi CPO, yakni 815,12 dollar AS per metrik ton (MT) untuk Februari. Angka itu naik 4,5 persen dari periode bulan sebelumnya, yaitu 780,26 dollar AS per MT. Karena itu, didapat harga penetapan ekspor CPO sebesar 744 dollar AS per MT, atau naik 5 persen dari periode bulan sebelumnya yaitu 709 dollar AS per MT.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menegaskan, Indonesia tidak akan mengikuti langkah Malaysia. Pemerintah akan tetap konsisten dengan sistem penetapan bea keluar CPO. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan industri hilir CPO. Hilirisasi CPO di dalam negeri terus menunjukkan peningkatan, dengan perubahan komposisi ekspor.

Selama periode Januari-Oktober 2012 pangsa volume ekspor CPO mencapai 33,8 persen dan produk turunan CPO mencapai 66,2 persen. Sementara pangsa nilai ekspor CPO sebesar 33,2 persen dan pangsa nilai produk turunan CPO 66,8 persen.

Menurut anggota Komite Ekonomi Nasional, Hermanto Siregar, penerapan bea keluar yang tinggi justru akan menyurutkan investor masuk ke industri hilir CPO. Hilirisasi bisa dilakukan dengan memberikan insentif keringanan pajak bagi produksi turunan CPO tanpa harus memberi beban bea keluar bagi ekspor CPO atau turunannya. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com