Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Monorel seperti Angkutan Makan Siang"

Kompas.com - 12/02/2013, 15:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rute green line monorel yang melintas di jalur Semanggi - Casablanca - Kuningan - Sudirman - Karet - Semanggi mendapat sindiran dari Direktur Institut Studi Transportasi Indonesia (Instran) Darmaningtyas. Menurutnya, jalur tersebut membuat monorel sebagai angkutan wisata dan angkutan makan siang.

"Pertama kali waktu realisasi monorel ini pada tahun 2004, saya melihat angkutan ini sebagai angkutan wisata dan angkutan makan siang," kata Darmaningtyas saat public hearing monorel di Balaikota Jakarta, Selasa (12/2/2013).

Selain itu, Darmaningtyas juga mengatakan, seharusnya urusan legal antara PT Jakarta Monorail bersama PT Adhi Karya diselesaikan terlebih dahulu.

"Tanggal 21 September, Pemprov DKI memutus surat kerja sama dengan PT JM karena tidak mampu memenuhi perjanjian kerja sama. Putusan Pengadilan Jakarta Selatan, PT Adhi Karya merupakan pemilik tunggal konstruksi monorel di koridor hijau. Tiang-tiang itu masih milik PT Adhi Karya. Persoalan legal yang harus segera diselesaikan," kata Darmaningtyas.

Sementara Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, proyek monorel belum meyakinkan. Target 700.000 penumpang per hari, kata Tigor, sulit tercapai.

"Saya setuju transportasi massal, tapi enggak sesuai kebutuhan dan enggak bisa meyakinkan. Pantas saja kalau transportasi ini teronggok sejak tahun 2008," kata Tigor.

Monorel yang dibangun oleh PT JM menggunakan produk impor dari China. Tigor pun mengimbau agar infrastruktur monorel menggunakan produk dalam negeri.

"Jangan selalu diimpor, lebih baik pakai produk Indonesia. Kami mohon produk-produk ini bisa dibuat di Indonesia, jangan diimpor semua. Lebih baik, saat ini meningkatkan kapasitas umum yang sudah ada, dibandingkan membangun monorel," kata Tigor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com