Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Lokal agar Didorong

Kompas.com - 18/02/2013, 04:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah perlu mendorong petani buah lokal. Hal ini dilakukan untuk menggantikan buah impor yang makin dibatasi.

Murthando, pedagang buah impor di kawasan Kebon Kacang, Jakarta, yang ditemui Sabtu (16/2), mengatakan, pemerintah perlu memberdayakan petani buah lokal sehingga mencapai swasembada.

”Petani perlu memperbaiki kualitas buah, jumlah pasokan, dan standar harga yang jelas,” ujar pria yang sudah berjualan buah selama 25 tahun itu.

Hal itu diungkapkan menyusul harga buah impor di beberapa pasar dan gudang buah di Jakarta mengalami peningkatan dua kali lipat.

Susanto, pedagang buah lokal yang sudah 13 tahun berjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengungkapkan, pada tahun lalu dia berhenti menjual buah impor karena harganya naik hingga 100 persen.

”Saya tidak sanggup lagi menjual buah impor karena tak punya modal. Bayangkan saja anggur impor dari Amerika Serikat yang dulu saya beli 8 kilogram di gudang buah di Ancol seharga Rp 250.000 sekarang sudah naik hingga Rp 550.000,” tutur pria asal Jepara itu.

Hal yang sama disampaikan oleh Fadlin Mudin, penjual buah impor di Blok S Pasar Senen, Jakarta Pusat. Menurut dia, harga buah lokal seperti salak, melon, alpukat, sirsak, dan jambu masih stabil dengan kenaikan hanya mencapai Rp 1.000. Namun, berbeda jauh dengan harga buah impor yang naik 50-100 persen.

”Anggur washington menjadi salah satu buah impor yang harganya melonjak dua kali lipat, dari Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 80.000 per kilogram,” tutur Fadlin.

”Akibat lonjakan biaya yang ditetapkan oleh para importir buah, saya pun terpaksa harus menaikkan harga jual yang tentu akan dikesalkan oleh para pelanggan saya,” ungkap Murthando.

Ayung, pemilik gudang buah di wilayah Sunter, Jakarta Utara, yang mengimpor buah dari sembilan negara di kawasan Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika, menuturkan, dia terpaksa menaikkan harga karena harga bea masuk buah impor juga tinggi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi ketika dihubungi menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menerima rekomendasi impor produk hortikultura dari Kementerian Pertanian. (K06/K07)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com