Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Terapkan Cara Baru Pengisian Listrik Prabayar

Kompas.com - 28/02/2013, 13:20 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji mengatakan pihaknya akan menerapkan cara baru untuk mengisi listrik prabayar pelanggan. Cara ini diklaim lebih cepat dan mudah.

Selama ini, pelanggan prabayar PLN saat harus mengisi pulsa untuk listriknya harus memencet tombol agar jumlah top up yang diinginkan bisa masuk. Masalahnya, untuk pelanggan besar seperti papan iklan ataupun listrik di Base Transceiver Station (BTS) akan susah melakukan hal tersebut.

"Memang terobosan baru ini untuk menyasar pelanggan high end. Nantinya meteran listrik akan dibuat lebih istimewa dan pelanggan bisa isi listrik prabayarnya via ATM. Jadi pelanggan tidak perlu naik ke atas untuk mengisi pulsa listrik prabayarnya," kata Pamudji saat ditemui di acara Indonesia Summit Economist Confererence di Hotel ShangriLa Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Pamudji menegaskan teknologi ini tentunya akan memerlukan investasi yang mahal, sehingga biaya yang dibebankan ke konsumen juga akan mahal. Otomatis karena memerlukan biaya tinggi, alat meteran listrik prabayar terbaru ini tidak akan diberikan ke pelanggan rumah tangga. Untuk konsumen rumah tangga masih menggunakan meteran biasa seperti yang selama ini ada.

"Untuk konsumen rumah tangga belum kita pikirkan penerapannya," tambahnya.

Meski menggunakan teknologi terbaru untuk pengisian meteran listrik prabayar, Pamudji mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap penambahan jumlah pelanggan. "Tidak ada target. Kita hanya ingin melayani pelanggan listrik prabayar agar lebih baik karena mereka berkebutuhan khusus. Apalagi meteran mereka berada di lokasi yang tinggi dan di puncak gedung. Makanya kita memberikan kemudahan atas teknologi terbaru ini," katanya.

PLN mengklaim saat ini jumlah pelanggan listrik prabayarnya mencapai 8,8 juta pelanggan. Setiap hari, pertumbuhan jumlah pelanggan listrik prabayar ini cukup cepat dibanding pelanggan listrik konvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com