Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sesuai Selera

Kompas.com - 09/03/2013, 10:31 WIB

KOMPAS.com - Di koran atau majalah, kita sering menemukan paket-paket wisata. Mulai dari yang ekonomis; misalnya pergi ke Bangkok, Thailand, empat hari tiga malam, hanya Rp 3 jutaan per orang; sampai paket spesial, seperi melancong ke Eropa selama dua minggu seharga 3.000-an dollar AS.

Bila dicermati, dalam iklan-iklan wisata tersebut terdapat beberapa model perjalanan, baik untuk satu-dua orang maupun rombongan. Bila dilihat dari jumlah pesertanya, terdapat paket perjalanan individu, keluarga, dan rombongan.

Paket perjalanan individu hanya mensyaratkan wisatawan sebanyak satu-dua orang atau untuk sepasang pengantin yang berbulan madu. Paket ini biasanya disediakan agen perjalanan hanya mencakup hotel, tempat wisata, pemandu wisata, dan transportasi selama kunjungan. Adapun tiket pesawat dijual terpisah. Kelebihan paket ini adalah dapat berangkat setiap hari.

Sementara paket perjalanan keluarga mirip dengan paket individu dengan jumlah peserta yang mencakup keluarga inti, semisal ayah, ibu, dan beberapa anak. Paket ini ada bisa berangkat setiap hari, ada pula yang dijadwal sesuai ketersediaan tempat duduk pesawat.

Adapun paket perjalanan rombongan dirancang untuk sedikitnya sepuluh orang dan dipimpin oleh seorang penanggung jawab. Jika ada satu orang tambahan, biasanya akan diberikan potongan harga pada biaya penginapan atau tiket pesawat.

Jika dikategorikan dari tujuannya, paket wisata dapat disedakan dalam beberapa jenis. Dimulai dengan pelesir (pleasure tourism) yang digelar untuk membunuh kepenatan akibat rutinitas sehari-hari. Pelesir ini mirip dengan rekreasi yang bertujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan
rohani.

Kemudian ada wisata budaya (culture tourism) yang diselenggarakan untuk mengetahui adat-istiadat, sejarah, budaya, maupun acara keagamaan suatu bangsa atau suku. Ada pula wisata petualangan (adventure tourism) yang diadakan di alam terbuka untuk melatih ketangkasan jasmani dan menyegarkan rohani. Wisata ini jelas memiliki risiko dan membutuhkan pemandu yang berpengalaman.

Dikenal juga wisata olahraga (sport tourism) yang digelar dalam rangka melatih atau melakukan uji ketangkasan fisik. Wisata ini bisa juga ditempuh dengan mengikuti pertandingan olahraga di dalam maupun luar negeri.

Pelajar atau pebisnis dapat mengikuti wisata belajar/bisnis (study/bussiness tourism). Wisata ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan atas suatu obyek atau badan usaha yang terdapat di daerah atau negara lain. Selepas perjalanan, peserta wisata biasanya diwajibkan membuat laporan tertulis atas segala hal yang ditemukan selama perjalanan.

Pelajar atau pebisnis juga bisa mengadakan wisata konvensi (convention tourism) yang dimaksudkan untuk menghadiri suatu seminar, konferensi, atau pameran, yang jika terdapat waktu luang dapat diisi dengan kegiatan jalan-jalan.

Ada juga wisata yang jumlah pesertanya terbatas dan mensyaratkan adanya kemampuan khusus. Wisata ini disebut special interest tourism yang bentuk aktivitasnya seperti terjun payung, gantole, atau panjat tebing. (TYS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 13 Bandara yang Layani Angkutan Haji 2024

Daftar 13 Bandara yang Layani Angkutan Haji 2024

Whats New
Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com