Kesepakatan kerja sama ditandatangani pendiri dan Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana dan Chief Executive Officer Airbus Fabrice Bregier di Istana Kepresidenan Perancis di Paris, Senin (18/3). Wartawan Kompas
Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321, terdiri dari 109 unit A320neo, 65 unit A321neo, dan 60 unit A320ceo. Transaksi ini menjadikan Lion Air pelanggan baru Airbus.
Rusdi mengemukakan, ini merupakan babak baru Indonesia dalam dunia penerbangan. Pemesanan ini didasari tren pertumbuhan penumpang dan perkembangan ekonomi yang sangat positif untuk Indonesia dan Asia Pasifik. Pertumbuhan penumpang Indonesia terus meningkat, yakni naik 22 persen dari tahun 2009 menjadi 79 juta penumpang tahun 2012.
Menurut Rusdi, sejumlah 98 persen dana pembelian pesawat Airbus tersebut bersumber dari pinjaman luar negeri, yakni dari lembaga kredit ekspor (ECA) Jerman, Perancis, dan Inggris. Pinjaman itu termasuk untuk peralatan suku cadang.
Pesawat akan ditujukan untuk pengembangan bisnis penerbangan ke Asia Pasifik, baik berupa penerbangan baru maupun membangun maskapai baru di luar negeri dengan cara akuisisi atau membentuk baru.
Menurut rencana, pesawat Airbus tersebut datang bertahap mulai Juli 2014 hingga tahun 2026. Tahun depan, sebanyak 6 pesawat akan datang untuk pengembangan maskapai baru di dua negara. ”Dua negara itu masih kami jajaki,” ujarnya.
Presiden Hollande mengemukakan, kerja sama ini merupakan kebanggaan tidak hanya bagi Perancis, tetapi juga Eropa. Kontrak kerja sama ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Airbus.
”Pemesanan 234 pesawat ini akan mendorong penyerapan tenaga kerja, pengembangan industri manufaktur, perdagangan internasional, dan hubungan kerja sama kedua negara,” ujarnya.
Menurut Hollande, kerja sama antar-perusahaan ini mencetak sejarah, yakni kerja sama antara perusahaan besar Eropa dan perusahaan besar Asia.
”Perusahaan penerbangan tidak cukup hanya memiliki perlengkapan dan teknologi tinggi, tetapi juga harus bisa menjual pesawatnya,” kata Hollande menambahkan.
Hollande menegaskan, pembelian pesawat ini merupakan bukti vitalitas kemajuan ekonomi Indonesia, serta hubungan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Perancis. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan populasi penduduk yang sangat besar. Ekonomi Indonesia terus tumbuh 6 persen per tahun, termasuk yang tertinggi di Asia.
Lion Air saat ini menguasai 45 persen pasar penerbangan di Indonesia. Tahun lalu, jumlah penumpang Lion Air mencapai 32 juta orang, dan saat ini melayani lebih dari 650 penerbangan setiap hari dan 199 rute ke 78 tempat tujuan di Indonesia dan Asia.
Fabrice Bregier optimistis pengadaan pesawat itu akan memenuhi harapan penumpang dan Lion Air. Hal lain adalah menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan di antara kedua perusahaan.
Rusdi mengemukakan, penambahan pesawat tersebut akan didukung dengan pembangunan pusat perawatan pesawat di Batam seluas 16 hektar. Seluas 4 hektar di antaranya akan mulai beroperasi tahun ini.