Langkawi, Kompas -
Purnomo yang ditemui seusai dialog bilateral dengan Rosoboron, Rusia, Selasa (26/3), di Langkawi, menjelaskan, sejumlah negara antusias menjajaki pembelian pesawat angkut militer CN-295 produksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military, Spanyol.
”Kita sudah berdialog dengan Malaysia, Filipina, Brunei, Thailand, dan sejumlah negara lain yang antusias melihat CN-295. Pesawat tersebut memiliki kemampuan terbang dari landasan pendek (short take off and
Dalam LIMA Ke-12 tersebut, Indonesia memamerkan pula pesawat CN-235 dengan versi antikapal selam. Pesawat tersebut
Indonesia memamerkan pesawat CN-295 dan KT-1 Wong Bee yang digunakan Tim Aerobatik Jupiter (JAT) dari Skuadron Pendidikan 102, Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto, Yogyakarta. JAT mengadakan demonstrasi di Langkawi selama LIMA Ke-12 berlangsung. Penampilan dalam pameran ini merupakan pertunjukan mancanegara kedua setelah pameran udara di Lanud Don Muang, Bangkok, tahun 2012.
PT Dirgantara juga memamerkan varian baru CASA 212 yang ada selama ini. Sonny Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia di sela pameran LIMA menjelaskan, kemampuan tempur pesawat CN-235 versi maritim sudah ditingkatkan dengan perlengkapan baru.
Dalam pembukaan LIMA Ke-12, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Abdul Razak menjelaskan, ada 450 perusahaan dari 29 negara yang hadir di pameran ini. Tahun lalu, pihaknya meluncurkan rencana strategis pembangunan dan perbaikan kapal tahun 2020.
Malaysia juga memberikan insentif keuangan untuk industri dirgantara yang mampu menarik investor domestik dan mancanegara. ”Tercatat ada investasi 8,2 miliar ringgit pada tahun 1998, yang kini bernilai 30 miliar ringgit, dengan 230 perusahaan serta menghimpun 65.000 tenaga kerja,” kata Najib.
Dia menambahkan, tahun lalu, investasi dirgantara Malaysia tercatat ada tambahan 2,3 miliar ringgit, yang diperkirakan menyerap 2.700 tenaga kerja. Najib meyakini, industri maritim dan dirgantara menjadi bidang vital investasi sehingga harus didukung.