Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpaksa, Memilih Hidup dalam Kontainer Bekas....

Kompas.com - 17/04/2013, 17:06 WIB

KOMPAS.com - Negara maju bukan berarti semua orang yang tinggal di negara itu adalah orang kaya. Buktinya, inilah potret kehidupan masyarakat miskin di Shanghai! 

Tingginya sewa apartemen di Shanghai menyebabkan mereka, kaum miskin kota, harus memilih menyewa tanah dan tinggal di dalam kontainer-kontainer bekas. Padahal, Shanghai merupakan kota besar dibandingkan dengan Shandong, tempat saya tinggal sekarang. Alhasil, pastilah biaya hidup di sana lebih tinggi, apalagi mengenai sewa apartemen. Tidak rajin bekerja dan menabung, sudah pasti tidak punya apa-apa, apalagi bermimpi bisa punya rumah.

Apartemen yang saya sewa saja terlalu mahal untuk ukuran saya, apalagi untuk hidup di Shanghai. Beruntung sekali, biaya sewa apartemen saya di Shandong selama setahun dibayarkan oleh perusahan tempat suami bekerja. Kalau dirupiahkan, harga sewa itu mungkin bisa saya belikan sebuah rumah di Indonesia meskipun ukurannya sangat kecil.

Kembali ke soal kontainer, karena belum bisa membeli apartemen, para warga miskin kota tersebut mencari hunian sewaan untuk mereka tinggali bersama keluarganya. Karena mahalnya sewa rumah, pada akhirnya orang lebih memilih sewa tanah dan tinggal di kontainer.

Untuk hidup di kontainer-kontainer itu mereka bisa membayar 500 yuan (sekitar Rp 740 ribu per bulan). Mau tau mau hal itu dilakukan, yang penting bisa punya tempat berteduh dan menghangatkan tubuh di kala musim dingin. Ya, walaupun kegiatan masak-memasak terpaksa dilakukan di luar rumah!

Biasanya, bagi warga yang bekerja di sebuah perusahaan, mereka disediakan sebuah mes atau wisma. Di luar itu, mereka harus menyewa rumah sendiri. Memang, untuk mereka yang masih berstatus single banyak indekos yang disewakan. Khusus untuk yang sudah berkeluarga, tidak punya rumah urusannya akan sangat repot. 

Satu kali saya pernah mendapatkan selebaran dari orang yang menawarkan apartemen. Tertulis dalam selebaran itu, untuk ukuran 7 m x 9 m per bulan harus dibayar 3000 yuan. Bagi karyawan biasa, pastilah tidak akan sanggup mengambil apartemen yang cicilan per bulannya sebesar itu. Maklum, gajinya tidak akan sampai karena masih harus membiayai kebutuhan lainnya.

Maka, tidak jangan heran kalau orang China sangat perhitungan masalah uang. Semua itu dilakukan demi masa depan mereka nanti. Pikir saya, masih lebih beruntung hidup di tanah air. Walau karyawan biasa, seorang warga kota masih bisa punya rumah meskipun harus dicicil alias berbunyi; kredit... kredit... kredit...

(Syasya, anggota Kompasiana tinggal di Shandong, China)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com