Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Didenda

Kompas.com - 27/04/2013, 03:04 WIB

Jakarta, Kompas - Dewi Wulandari (21) didenda Rp 800.000 karena tiket kereta rel listrik commuter line yang dibawanya kedaluwarsa. Padahal, Dewi membeli tiket dari loket. Dia menduga tiketnya ditukar oknum penjaga di Stasiun Sawah Besar.

”Saya tidak tahu kalau tiket itu kedaluwarsa sebab saya belinya di loket,” kata Dewi saat dihubungi, Jumat (26/4).

Peristiwa itu, menurut Dewi, terjadi hari Minggu (21/4) pagi. Ketika itu, ia hendak menggunakan kereta rel listrik (KRL) commuter line dari Stasiun Sawah Besar tujuan Depok Baru. Dia membeli tiket di loket dan mendapatkan tiket baru. Dia menunjukkan tiket kepada portir (penjaga pintu) masuk peron.

”Saat menunjukkan tiket ke penjaga, dia sempat menanyakan tujuan saya. Dia juga meminta saya segera naik ke peron karena kereta saya akan masuk stasiun,” katanya.

Dewi mengaku tak mengecek lagi tiketnya setelah tiketnya diperiksa oleh portir. Tiket diterimanya dalam keadaan terlipat. Di kereta, kondektur juga sempat memeriksa tiket Dewi. Namun, tak ada kecurigaan dari petugas.

Di Stasiun Depok Baru, Dewi menyerahkan tiket kepada petugas portir. Tidak lama, petugas memanggilnya dan menyatakan bahwa tiket yang dibawanya kedaluwarsa. ”Kata petugas, nomor seri tiket saya keluaran bulan Maret. Cap tanggal yang lama dihilangkan dengan cairan pemutih, lalu dicap ulang dengan tanggal saat itu,” tuturnya.

Dewi mengaku dibawa ke pos keamanan untuk diperiksa. Di pos itu, selain ada petugas stasiun,

juga ada polisi. Dewi mengaku sempat dibawa kembali ke Stasiun Sawah Besar oleh seorang polisi untuk dikonfrontasikan dengan petugas.

”Saya disangka memungut tiket lama,” ucap Dewi.

Dia lantas dibawa kembali ke Depok Baru. Atas temuan ini, petugas mengenakan denda Rp 800.000 kepada Dewi. Jumlah ini senilai dengan harga satu bendel berisi 100 lembar tiket KRL Jakarta-Depok.

Karena tak memiliki uang sebesar itu, Dewi akhirnya meninggalkan telepon seluler (ponsel) dan KTP kepada petugas stasiun. ”Sampai hari ini, ponsel dan KTP saya masih ditahan,” katanya.

Dia tidak mau mengakui tiket kedaluwarsa itu sebagai perbuatannya. Dia merasa sebagai korban. ”Saya sudah minta agar diputarkan CCTV di Stasiun Sawah Besar. Namun, permintaan ini tidak dikabulkan,” ucapnya.

Sepekan ini, Dewi mengaku pernah ke kantor PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) di Stasiun Juanda untuk mengurus masalah ini. Namun, dia tidak bertemu orang yang dapat mengambil keputusan. Dewi malah diminta bernegosiasi dengan petugas di Stasiun Depok Baru agar dapat mengambil ponsel dan KTP-nya. Namun, dia menolak.

Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengaku tengah mengusut kasus ini.

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT KCJ Henny Widodo mengatakan, Jumat kemarin, pihaknya sudah memanggil petugas yang jaga di Stasiun Sawah Besar, Depok Baru, dan di kereta yang ditumpangi Dewi.

Soal denda, Henny mengatakan besarannya masih relevan dengan peraturan. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com