Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelangkaan Solar Merugikan Ratusan Miliar Rupiah Per Hari

Kompas.com - 29/04/2013, 07:33 WIB

Yoyok adalah salah satu sopir PT 33 yang khusus menyewakan truk untuk jasa pengiriman. ”Kami mendapat tugas mengirimkan pelat besi gulung dari Jakarta ke Surabaya. Dari Surabaya biasanya kami membawa semen Gresik untuk dibawa ke Jakarta,” ujar Yoyok.

Operasi menurun

Kerugian dari kelangkaan solar diungkapkan Ketua DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kody F Lamahayu. Dia mengatakan, sudah hampir sepekan ini sebanyak 280 pengusaha angkutan dengan 7.500 truk kesulitan solar.

Kebutuhan solar untuk angkutan truk di Pelabuhan Tanjung Perak sekitar 375.000 liter per hari, dengan asumsi setiap truk dari 7.500 truk itu membutuhkan solar sekitar 50 liter per hari. Kody menambahkan, sulitnya membeli solar membuat banyak pengusaha tidak mengoperasikan armadanya.

Hal senada diungkapkan Ketua DPD Organda Jawa Timur HB Mustofa. Dia mengatakan, antrean pembelian solar mengakibatkan beberapa bus tidak beroperasi sehingga pendapatan sekitar Rp 2 juta per hari per unit hilang.

”Saya belum tahu persis berapa bus yang tidak beroperasi karena sulitnya memperoleh solar, tetapi banyak pemilik armada memilih mengurangi jumlah bus yang beroperasi,” katanya. Meski bus tidak beroperasi, pengusaha bus tetap mengeluarkan Rp 50.000 untuk upah sopir bus.

Kepala Humas Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jateng, Priyono, Minggu (28/4), mengatakan, kelangkaan pasokan solar bersubsidi mengganggu pengadaan pangan dan distribusi beras di daerah. Truk-truk pengangkut beras kesulitan mendapatkan solar. Bahkan, kapasitas penggilingan padi di Kabupaten Banyumas dan Kebumen merosot hingga 50 persen.

Priyono mengatakan, jika pada kondisi normal bongkar muat truk beras ke gudang-gudang Bulog di wilayah Banyumas dan sekitarnya 5-6 unit per hari, sebulan terakhir ini hanya 2-3 unit per hari.

”Truk-truk pengangkut beras tidak beroperasi sepenuhnya karena harus mengantre solar di SPBU. Akibatnya, menghambat distribusi beras dari sentra pertanian ke gudang Bulog,” ujarnya. Hingga kini, penyerapan Bulog Subdivre Banyumas baru sekitar 17.000 ton dari prognosis sepanjang tahun 115.000 ton.(CAS/K09/K10/K12/RIZ/REK/SIR/ETA/INK/WIE/GRE/AYS/NIT/ABK/EKI/ODY/DEN/BAY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Spend Smart
    Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

    Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

    Earn Smart
    Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

    Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

    Earn Smart
    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    Whats New
    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Whats New
    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    Whats New
    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Earn Smart
    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Whats New
    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    Rilis
    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Whats New
    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Whats New
    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

    Whats New
    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com