Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Investasi Emas Bertumbangan

Kompas.com - 30/04/2013, 10:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kini, sebaiknya Anda berhati-hati menerima tawaran investasi berimbal hasil tetap (fixed income) dari perusahaan investasi emas. Empat bulan pertama tahun ini menjadi periode suram para pemburu untung dari emas. Nasabah-nasabah investasi emas dari minimal tujuh perusahaan harus cemas dan mungkin merelakan uang.

Ada kemungkinan dana investasi nasabah hangus dan tak jelas rimbanya akibat ulah nakal dari pemilik atau manajemen perusahaan investasi emas. Sejak Februari lalu, perusahaan-perusahaan investasi emas berjatuhan. Kontan mencatat, paling tidak, ada tujuh perusahaan investasi emas yang bermasalah dengan dana triliunan rupiah.

Perusahaan-perusahaan investasi ini menawarkan skema perdagangan emas yang serupa. Mereka menawarkan imbal hasil menggiurkan secara tetap (fixed income). Mereka menawarkan imbal hasil hingga 30 persen per tahun.

Iming-iming inilah yang menggoda ribuan nasabah emas. Sebagian kasus kini masuk ke ranah hukum dan tengah dalam proses.

Karena melihat banyaknya perusahaan investasi emas bermasalah itulah, Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, meminta kepada investor untuk berhati-hati, khususnya terhadap investasi emas yang mengandalkan skema fixed income. Menurutnya, jenis investasi ini tidak masuk akal.

Belum lagi kejelasan perusahaan, jaminan pengembalian dana, dan transparansi bisnis yang sangat diragukan. "Tidak ada perusahaan yang berjalan dengan sistem seperti ini dapat dibilang aman, bahkan lebih tepat dikatakan, tidak boleh ada sebenarnya," tandas Kiswoyo.

Eko Endarto, perencana keuangan Finansial Consulting, juga mewanti-wanti investor jangan mudah tergoda pada tawaran investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi. "Biasanya, ketika imbal hasil itu tinggi, risikonya akan tinggi," kata Eko.

Untuk investasi emas, Eko menyarankan agar membenamkan investasi dalam bentuk emas fisik. Investasi bisa dilakukan dalam emas batangan atau koin emas agar investor bisa terhindar dari pengenaan biaya pembuatan dan penyusutan.

Kasus investasi emas 2013

1. Raihan Jewellery
Dana nasabah: Rp 1,32 triliun dari ribuan nasabah
Pemilik: Muhammad Azhari
Pemilik Raihan ditahan di Polda Jawa Timur sejak 16 April dan masih dalam proses hukum.

2. Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS)
Dana nasabah: Rp 1 triliun dibawa kabur oleh pemilik perusahaan.
Pemilik: Michael Ong
Setelah pemilik kabur, GTIS membentuk manajemen baru untuk menyelesaikan masalah dengan nasabah

3. Lautan Emas Mulia (LEM)
Dana Nasabah: -
Pemilik: Wennes Sulaeman
Nasabah LEM menggugat pailit LEM ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. LEM saat ini juga sudah menamatkan kegiatan operasionalnya.

4. Graha Arthamas Abadi (GAMA)
Dana Nasabah: -
Pemilik: Hartono
Nasabah melaporkan manajemen GAMA ke polisi. Polisi menangkap manajemen dan pemilik GAMA.

5. Asian Gold Concept
Dana nasabah: +/- Rp 13,5 miliar
Pemilik: -
Nasabah memailitkan Asian Gold Concept karena gagal membayar imbal hasil.

6. Makira Nature
Dana Nasabah: Rp 500 miliar dari 1.500 nasabah
Pemilik: Eko Nugroho
Nasabah melaporkan Eko ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri

7. PT Peresseia Mazekadwisapta Abadi (Primaz)
Dana Nasabah: triliunan rupiah
Komisaris Utama: Budi Laksono
Nasabah belum menentukan langkah.

 (Agus Triyono, Agung Jatmiko, Dina Farisah/Kontan)

Ikuti perkembangnya di Topik Waspada Investasi Bodong

Baca juga:
Investasi Skema Ponzi
Ini Daftar Investasi Bodong yang Sudah Makan Korban
Hati-hati Perangkap Investasi Bodong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    Whats New
    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Whats New
    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Whats New
    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Whats New
    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    Whats New
    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Whats New
    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Whats New
    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

    Whats New
    Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

    Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

    Whats New
    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Whats New
    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com