Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Properti Tumbuh

Kompas.com - 02/05/2013, 03:45 WIB

Minat orang untuk tinggal di tengah kota Jakarta ditunjukkan pula dalam data kependudukan. Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, kepadatan penduduk di Jakarta Pusat tahun 2013 diproyeksikan mencapai 18.926 orang per kilometer (km) persegi. Jakpus merupakan kota terpadat di DKI Jakarta, disusul Jakarta Barat dengan kepadatan 18.739 orang per km persegi, Jakarta Selatan (15.356), Jakarta Timur (15.035), Jakarta Utara (11.816), dan Kepulauan Seribu (2.594). Adapun rata-rata kepadatan penduduk DKI Jakarta 15.234 orang per km persegi.

Planolog Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, kepadatan penduduk di pusat Jakarta menunjukkan bahwa orang memilih untuk bermukim lagi di pusat kota ketimbang di daerah pinggiran.

”Salah satu pertimbangannya adalah kemacetan yang kian parah dan biaya transportasi yang tinggi kalau tinggal di pinggiran. Akhirnya, orang kembali ke tengah kota,” ujar Yayat.

Karena ongkos hidup yang tinggi dan mahalnya harga perumahan layak di tengah kota, sebagian orang memilih tinggal berdesakan di rumah petak atau menyewa kamar kos di permukiman padat. Mereka tidak memedulikan kenyamanan, asalkan dapat tinggal di tengah kota.

”Tidak bisa dielakkan, Jakarta masih memiliki daya tarik besar. Tanpa harus memiliki keterampilan khusus atau pendidikan tinggi, mereka bisa mendapatkan uang dari mengemis, parkir, sampai berdagang kaki lima. Maka, orang berlomba tinggal di tengah Jakarta meskipun dengan kondisi terbatas,” kata Yayat.

Ekses dari kepadatan penduduk di tengah kota Jakarta adalah persoalan kesehatan, kriminalitas, dan persoalan sosial seperti tawuran. Persoalan ini harus segera dipecahkan oleh pemerintah daerah sebelum menjadi semakin rumit.

Kepala Jurusan Perencanaan Kota dan Real Estat Universitas Tarumanagara Suryono Herlambang mengatakan, persoalan kependudukan tidak hanya persoalan DKI Jakarta. Sejumlah kota besar di dunia juga memiliki jumlah penduduk yang besar.

”Di banyak negara, jumlah penduduk yang banyak disikapi pemerintah kota dengan menyediakan prasarana yang memadai. Dengan begitu, penduduk bisa memanfaatkan transportasi massal. Bagian bawah apartemen di tengah kota dipakai untuk taman sehingga ada ruang terbuka hijau,” ucapnya.

Di Jakarta, ruang yang ada sudah penuh dengan permukiman. Kalaupun ada apartemen, tidak semuanya dipakai untuk tempat tinggal. Banyak properti yang dijadikan investasi saja. Akibatnya, warga memadati perkampungan yang ada di Jakarta.

Selain itu, transportasi massal yang belum memadai membuat mobilitas orang mengandalkan kendaraan pribadi. Kondisi ini mempersempit ruang di kota yang padat penduduk. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com