Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Masih Lemah

Kompas.com - 03/05/2013, 03:06 WIB

LONDON, Kamis - Sektor manufaktur di seluruh penjuru dunia melemah bulan lalu. Data ini menandakan perekonomian global masih lemah. Zona euro semakin menggeser kebijakannya dari pemangkasan anggaran ke pemicu pertumbuhan agar dapat menciptakan lapangan kerja.

Pelemahan itu terlihat dari data indeks pembelian manajer (PMI), survei yang mengukur aktivitas di pabrik. Aktivitas ini terkait erat dengan aktivitas ekonomi. Jika perekonomian baik, pesanan barang banyak sehingga aktivitas di pabrik meningkat. Sebaliknya, jika perekonomian memburuk, pesanan barang berkurang dan aktivitas di pabrik pun lesu.

Dalam dua hari terakhir terungkap, hasil indeks PMI dari Amerika Serikat, zona euro dan China menurun. Inggris memang membaik, tetapi masih menunjukkan kontraksi.

”Tak ada berita bagus. Secara global, masih ada pelemahan pada kuartal kedua ini,” ujar Victoria Clarke, ekonom Investec, di London, Kamis (2/5).

Hasil survei menunjukkan perekonomian AS masih akan melemah karena PMI AS pada April turun menjadi 50,7 dari 51,3. Pertumbuhan pada sektor tenaga kerja juga melemah.

Sementara itu, Bank Sentral AS, Federal Reserve, memastikan akan tetap membeli obligasi pemerintah sebesar 85 miliar dollar AS setiap bulan untuk memberikan stimulasi perekonomian.

Zona euro

Di zona euro, produksi manufaktur menurun lagi pada April. Aktivitas pabrik di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, Jerman, turun dalam dua bulan berturut-turut. Manufaktur di Perancis, Italia, dan Spanyol semua menurun.

Ketika data itu dikombinasikan, PMI zona euro menjadi 46,7 pada April, turun dari 46,8 pada Maret. Angka indeks yang di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Kegiatan pabrik di China yang biasanya menjadi pendorong pertumbuhan global juga melemah. PMI China turun menjadi 50,6 pada April dibandingkan angka Maret yang sebesar 50,9.

Sebaliknya, PMI Jepang menguat tipis menjadi 51,1. Angka itu merupakan salah satu bukti bahwa kebijakan ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe yang agresif mulai membuahkan hasil. PMI di Korea Selatan juga membaik seiring dengan permintaan domestik yang meningkat.

”Angka PMI China turun tipis pada April lalu, mengindikasikan fundamental ekonomi belum terlalu solid. Bisa saja terjadi pelemahan pertumbuhan. Berbagai upaya harus dilakukan untuk menstabilkan konsumsi domestik,” ujar Zhang Liqun, seorang analis.

Mengingat perekonomian yang tidak kunjung membaik, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas tingkat suku bunga sebesar 0,25 persen sehingga mencapai rekor terendah sebesar 0,5 persen. Ini merupakan pemangkasan pertama sejak 10 bulan lalu. Gubernur ECB Mario Draghi memperkirakan perekonomian zona euro akan mulai bertumbuh tahun depan.

Adapun Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy menyerukan agar pemerintahan di Eropa segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja karena banyak negara yang sudah terlalu berat menanggung pengetatan anggaran.

”Mengambil langkah ini lebih penting ketimbang langkah lain,” ujarnya di Portugal kemarin.(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com