JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) mencatat pasar sempat tertekan akibat penurunan outlook peringkat surat utang Indonesia oleh Standard and Poors (S&P) dari BB+ positif menjadi BB+ stabil.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meskipun pasar merespons negatif pemangkasan peringkat surat utang Indonesia, hal itu belum berdampak ke perekonomian secara jangka panjang. Untuk itu, BI selalu mengingatkan bahwa pelaku pasar masih bisa berinvestasi secara normal karena ini hanya dampak sementara.
"Ini hanya reaksi sesaat, hanya sementara saja. Memang pasar sempat kaget atas sentimen tersebut. Tapi sekarang sudah stabil," kata Perry saat konferensi pers di kantor BI Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Perry melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 66 poin pada perdagangan Kamis (2/5/2013), menurun 66,873 poin atau 1,32 persen menjadi 4,994,046. "Tekanan kemarin hanya bersifat sementara," jelasnya.
BI meyakini penurunan peringkat surat utang Indonesia tidak akan berdampak ke perekonomian Indonesia ke depan, bahkan dalam jangka menengah. "Indonesia masih sangat menjanjikan sebab fundamental kita masih sangat bagus," tambahnya.
Perry menegaskan bahwa konsumsi domestik masih menjadi penopang perekonomian Indonesia ke depan. Di sisi lain, Indonesia masih didorong oleh pertumbuhan kelas menengah yang naik signifikan. Dengan hal ini, bisa menjadi peluang bisnis di segala sektor dan akan berimbas pada peningkatan investasi asing di dalam negeri.
"Kami yakin pertumbuhan ekonomi di 2013 masih sesuai target. Bahkan kami belum melihat risiko adanya penurunan perekonomian Indonesia di bawah 6 persen. Tapi semuanya akan sangat tergantung dengan infrastruktur yang ada," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.