Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Angkasa Pura I Perlebar Sayap Bisnis

Kompas.com - 23/05/2013, 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - PT Angkasa Pura I (Persero) memperlebar sayap bisnisnya dengan membuat empat anak perusahaan. Diharapkan, keempat anak perusahaan mampu memberikan tambahan penghasilan bagi PT Angkasa Pura I.

Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo, hasil usaha dari anak-anak perusahaan bisa menggantikan pendapatan perusahaan yang hilang setelah jasa navigasi udara dilepas dari bisnis pengelolaan bandar udara.

”Penghasilan dari jasa navigasi udara kami cukup besar, sekitar Rp 900 miliar setiap tahunnya. Penghasilan ini mencapai 60-70 persen pendapatan AP I,” kata Tommy di Jakarta, Rabu (22/5).

Keempat anak perusahaan AP I itu, yaitu AP Logistik, AP Properti, AP Hotel, dan AP Support. ”Kami berharap tahun 2014 mereka sudah bisa memberikan pendapatan bagi kami. Bahkan saat ini, AP Logistik sudah menyetorkan laba kepada kami Rp 150 miliar,” kata Tommy.

Dalam pengembangan ini, Sekretaris Perusahaan AP I Farid Indra Nugraha mengatakan, AP I dan anak-anak perusahaan melakukan kerja sama strategis dengan beberapa perusahaan yang memang sudah piawai di bidangnya. ”Dari hitungan kami, kerja sama strategis ini akan menambah penghasilan kami hingga Rp 1,8 triliun,” kata Farid.

Kerja sama yang dilakukan misalnya dengan PT Wijaya Karya Tbk untuk membangun vila dan kondotel mewah di Kuta, dengan Jasa Marga untuk membangun Jalan Tol Benoa, dengan ExecuJet untuk membangun terminal khusus bagi kelas atas, dan sebagainya.

Untuk mewujudkan kerja sama itu, AP I mengalokasikan belanja modal Rp 7,3 triliun. ”Yang Rp 3 triliun kami dapatkan dari perbankan,” kata Farid.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas AP II Kristanto mengatakan, AP II sedang menghitung berapa pendapatan yang hilang dengan dipisahkannya jasa navigasi udara dari AP II. ”Kami masih belum selesai menghitungnya karena selama ini jasa navigasi masuk dalam pendapatan aeronotika. Sementara yang masuk dalam aeronotika sangat banyak,” kata Kristanto.

Namun demikian, Kristanto menjelaskan, hilangnya pendapatan dari jasa navigasi itu sebenarnya juga telah mengurangi biaya perusahaan.

”Selama ini investasi terbesar di dunia aviasi adalah navigasi,” ujar Kristanto. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com