Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Bank Menumpuk di Luar Negeri

Kompas.com - 23/05/2013, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekhawatiran perbankan akan likuiditas ketat tidak terbukti. Kini perbankan masih memiliki likuiditas berlebih yang di parkir di bank luar negeri dalam bentuk rekening nostro.

Dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2013, tercatat aset swasta yang disimpan di luar negeri mencapai 6,78 miliar dollar AS. Sebanyak 6,46 miliar dollar AS adalah simpanan bank domestik. Penumpukan ini merupakan salah satu penyebab membengkaknya defisit NPI.

Salah satu bank yang menyimpan dana di rekening nostro adalah Bank Mandiri. Bank pelat merah ini menyimpan 70 persen - 80 persen ekses likuiditas valasnya di negeri orang dan sisanya disimpan dalam negeri. Saat ini ekses likuiditas valas bank BUMN ini  mencapai 1 miliar dollar AS.

Managing Director Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, Royke Tumilaar, mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan Mandiri menyimpan dana di luar negeri. Pertama, kegiatan ekspor-impor. Dana valas perlu disimpan di luar negeri untuk mengantisipasi munculnya kebutuhan valas nasabah eksportir yang sedang melakukan kegiatan operasional di luar negeri.

Kedua, tidak adanya instrumen penempatan valas yang memadai. Instrumen valas yang ada saat ini dianggap belum memadai, karena produknya belum banyak dan bunga tidak bersaing dengan penempatan di luar negeri.

Bank domestik menginginkan bunga yang diberikan bersaing. Tujuannya agar bank mampu mendapatkan laba memadai dalam operasional dan pemutaran dana.

Tak perlu galau

Saat ini, instrumen penempatan valas dalam negeri hanya term deposit (TD) valas, pasar uang antarbank (PUAB) dan global bond. "Kami menyarankan BI menambah instrumen overnight untuk kegiatan operasional kami," ujarnya pekan lalu.  

Kepala Tresuri Bank Central Asia (BCA), Branko Windoe, juga mengungkapkan hal  sama. BCA memiliki rekening nostro juga untuk mempermudah perputaran dana valas dalam kegiatan ekspor impor.  Sayang, Branco tidak bersedia menyebutkan berapa besar likuiditas valas BCA. Namun yang pasti, "Mayoritas menyimpan dana valas di luar negeri," ucapnya.

Bank Tabungan Negara (BTN) menempuh cara yang berbeda. Bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) ini mengelola sebagian devisa di dalam negeri. Saat ini ekses likuiditas valas BTN hanya 2 persendari total dana pihak ketiga (DPK). "Ekses likuiditas hanya kami tempatkan di antar bank," ujar Direktur Keuangan dan Tresuri BTN, Saut Pardede

Dalam laporan tersebut BI mengklaim, besarnya simpanan bank lokal di luar negeri karena BI mengambilalih peran bank domestik dalam menyediakan sebagian besar kebutuhan valas. "Tak perlu dirisaukan, ekses likuiditas valas di bank bisa dikategorikan sebagai cadangan devisa," ujar Direktur Departemen Statistik Ekonomi Moneter BI, Doddy Zulverdi. (Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com