Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemat Listrik Rp 6 Triliun

Kompas.com - 27/05/2013, 03:05 WIB

Jakarta, Kompas - PT Nusantara Regas mencatat volume penyaluran gas mencapai 53,38 juta metrik british thermal unit pada periode 24 Mei 2012 hingga 30 April 2013 untuk memasok kebutuhan pasokan gas bagi pembangkit listrik Muara Karang dan Tanjung Priok.

Langkah anak perusahaan Pertamina bersama dengan Perusahaan Gas Negara ini diperkirakan menghemat subsidi listrik sekitar Rp 6 triliun.

Menurut Direktur Utama Nusantara Regas Hendra Jaya dalam siaran pers, Minggu (26/5), di Jakarta, Nusantara Regas (NR) telah membangun terminal terapung penyimpanan dan regasifikasi (FSRU) beserta fasilitas pendukung lain di Teluk Jakarta, dan telah dioperasikan 2012.

Dengan rampungnya pembangunan FSRU Jawa Barat yang mampu memasok gas 400 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) ke pembangkit Muara Karang dan Tanjung Priok, hal itu dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak untuk pembangkit tersebut.

”Kami berharap dapat meningkatkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan gas bagi pembangkit listrik Muara Karang dan Tanjung Priok,” ujarnya.

Hendra menjelaskan, kelancaran kinerja Nusantara Regas terlihat dari hasil laporan keuangan tahun 2012.

”Sejak 24 Mei 2012 hingga 30 April 2013, kami telah menyalurkan gas 53,38 juta metrik british thermal unit (MMBTU) atau setara dengan 1,5 juta kiloliter. Maka penghematan subsidi listrik dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setara dengan Rp 6 triliun, dengan kurs Rp 9.500,” kata dia.

Blok Mahakam

Untuk tahun 2013, pihaknya berharap dapat menjual 22 kargo gas yang dipasok dari Blok Mahakam.

”Diharapkan juga, ada tambahan gas dari Tangguh sebanyak 5 hingga 6 kargo. Dengan demikian, pada 2013 ini akan ada penghematan pemakaian BBM untuk pembangkit listrik PLN secara signifikan,” kata Hendra menegaskan.

BBM bisa ditekan

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Nur Pamudji, pekan lalu, menjelaskan, konsumsi BBM bagi pembangkit listrik diharapkan bisa ditekan untuk meningkatkan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik.

Saat ini rata-rata biaya pokok jika menggunakan gas secara nasional sekitar Rp 650 per kWh, sedangkan biaya pokok jika memakai BBM Rp 3.000 per kWh. Untuk pembangkit Muara Karang, karena menggunakan LNG, maka biaya pokok pembangkit itu Rp 1.200 per kWh.

”Jika konsumsi BBM untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Belawan bisa diganti dengan gas, maka penurunan konsumsi BBM pembangkit PLN baru signifikan. Saat ini konsumsi BBM untuk pembangkit Belawan masih 1 juta kiloliter setahun,” kata dia.

Untuk memberi kepastian pasokan gas bagi sejumlah pembangkit listrik tenaga gas, keamanan pasokan gas alam cair (LNG) amat diperlukan melalui kontrak pembelian LNG dalam jangka panjang.

Rencananya, pasokan LNG dari Tangguh untuk PLN itu bisa dikirim ke semua FSRU di Indonesia, baik yang sudah beroperasi maupun yang belum beroperasi atau masih tahap pembangunan.

”Untuk FSRU Jawa Barat, pasokan LNG masih kurang beberapa kargo,” ujarnya. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com