Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Indonesia Perlu Transportasi Murah, Bukan Mobil Murah

Kompas.com - 08/06/2013, 11:11 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai Indonesia tidak memerlukan mobil murah ataupun kebijakan tentang mobil murah hemat energi (low cost green car). Menurut Djoko, hal tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang penataan transportasi umum.

"Pejabat Indonesia itu tidak sensitif terhadap kebutuhan rakyatnya. Yang dibutuhkan itu transportasi murah, bukan diberikan mobil murah," kata Djoko kepada Kompas.com, Sabtu (8/6/2013) di Jakarta.

Djoko menambahkan, kebijakan mobil murah hemat energi tersebut juga bertentangan dengan kebijakan pemerintah untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Saat ini kuota konsumsi BBM bersubsidi sudah jebol dan ditingkatkan dari 46 juta kiloliter menjadi 48 juta kiloliter.

Di sisi lain, Djoko menilai kebijakan mobil murah hemat energi ini akan mendorong masyarakat untuk membeli mobil baru. Imbasnya, jumlah mobil yang beredar di jalan akan semakin banyak dan akhirnya akan menyebabkan kemacetan di segala ruas jalan.

"Apalagi pemasaran mobil sekitar 30 persen terkonsentrasi di DKI Jakarta. Ini tentu saja akan menambah kemacetan. Imbasnya lagi, kebijakan tersebut tidak mendukung kepala daerah yang sedang menata transportasi umum," katanya.

Pemerintah telah menyetujui kebijakan pembuatan mobil murah hemat energi sejak 23 Mei 2013. Kebijakan ini akan membuat produsen mobil bisa memproduksi mobil tersebut dengan insentif bebas pajak. Otomatis harga mobil akan ditekan namun dengan syarat konsumsi BBM harus irit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com