Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi AS Masih Suram, Harga Emas Merangkak Naik

Kompas.com - 12/07/2013, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Harga emas naik pada posisi tertinggi dalam 5 pekan terakhir, menyusul pernyataan Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed) bahwa Amerika Serikat masih butuh stimulus.

Pada pukul 11.50 waktu Singapura hari ini (12/7), harga emas di pasar spot diperdagangkan di posisi US$ 1,283,62 per troy ounce dari posisi kemarin di level US$ 1.286,20 per troy ounce. Pada transaksi kemarin, harga emas sempat menembus level US$ 1,298,73 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi sejak 24 Juni lalu.

Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Agustus tak banyak mencatatkan perubahan di posisi US$ 1.281 per troy ounce di Comex, New York.

Jika dihitung, harga emas naik 4,9% pada pekan ini. Sementara, pada kuartal II, harga emas anjlok 23% setelah Bernanke memberikan sinyal akan melakukan pengurangan stimulus jika ekonomi AS semakin membaik.
 
"The Fed sudah memberikan konfirmasi bahwa mereka akan mempertahankan stimulus. Hal ini akan berdampak positif terhadap emas," jelas Alexandra Knight, ekonom National Australia Bank Ltd.

Sementara itu, dari 31 analis yang disurvei Bloomberg, 19 orang memperkirakan harga logam mulia ini akan naik pada pekan depan, sembilan analis memprediksi turun dan tiga analis menyatakan netral.

Harga emas anjlok hingga 23 persen pada triwulan II-2013, seiring dengan pernyataan the Fed bahwa pembelian obligasi pemerintah akan dikurangi jika perekonomian membaik. Selama ini, emas menjadi instrumen investasi untuk "melawan" laju inflasi.

Emas tercatat turun pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir ini, setelah para investor melepas kepemilikan emasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com